China-Jepang Tegang, Taiwan Genjot Anggaran Militer Rp663 T

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2025 10:30 WIB
Presiden Taiwan Lai Ching Te mengatakan akan menambah anggaran militer menjadi sekitar US$40 miliar (setara Rp663 triliun) saat hubungan China-Jepang memanas.
Taiwan pamerkan rudal HIMARS dari AS. (REUTERS/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Taiwan Lai Ching Te mengatakan akan menambah anggaran militer menjadi sekitar US$40 miliar (setara Rp663 triliun) saat hubungan China-Jepang memanas.

Lai menyebut anggaran itu untuk membeli senjata Amerika Serikat secara signifikan dan demi mempertahankan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paket penting ini tak hanya akan mendanai akuisisi senjata baru yang signifikan dari Amerika Serikat, tetapi juga sangat meningkatkan kemampuan asimetris Taiwan," tulis dia dalam artikel di Washington Post, yang dirilis pada Selasa (25/22), dikutip AFP.

"Dengan melakukan hal ini, kami bertujuan memperkuat pencegahan dengan menambahkan biaya dan ketidakpastian yang lebih besar ke dalam pengambilan keputusan Beijing terkait penggunaan kekuatan," imbuh dia.

Untuk tahun 2026, pemerintah mengusulkan belanja pertahanan mencapai T$949,5 miliar.

Produk Domestik Bruto (PDBB) Taiwan kini berada di angkan 3.32 persen, melampaui 3 persen untuk pertama kalinya sejak 2009. Jumlah itu melampaui ambang batas 3 persen untuk pertama kalinya sejak 2009.

Sebelumnya, Lao sempat berharap belanja pertahanan akan mencapai 5 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2030.

Namun sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden AS, ia hanya menyetujui satu penjualan senjata baru ke Taiwan, paket senilai U$330 juta untuk jet tempur dan suku cadang pesawat lain yang diumumkan awal bulan ini.

Rencana penambahan anggaran pertahanan moiliter Jepang saat Tokyu sedang berselisih dengan Beijing.

"Kami bersyukur Presiden Donald Trump telah menegaskan penting kepemimpinan Amerika di seluruh dunia. Komunitas internasional kini lebih aman berkat upaya pemerintahan Trump untuk mencapai perdamaian melalui kekuatan," tulis Lai.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan serangan bersenjata terhadap Taiwan bisa jadi dasar Jepang mengerahkan pasukan sebagai bagian konsep pertahanan kolektif.

China kemudian mendesak Takaichi menarik pernyataan dia. Namun, PM enggan menarik pernyataan tersebut. Hubungan kedua negara pun kian memanas.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER