Damkar Ungkap Kejanggalan Kebakaran 7 Gedung Apartemen Hong Kong

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2025 06:00 WIB
Kebakaran kompleks gedung apartemen di utara Hong Kong telah berlangsung selama 10 jam dan menewaskan 36 orang, serta 279 orang lainnya masih hilang. (Foto: CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebakaran kompleks gedung apartemen di Wang Fuk Court, Tai Po, utara Hong Kong, yang telah berlangsung selama 10 jam pada Rabu (26/11) telah menewaskan 36 orang dan 279 orang lainnya masih hilang.

Penyebab yang membuat api menyebar begitu cepat dan menjalar ke sejumlah gedung-gedung apartemen di sebelahnya ini belum diketahui secara pasti dan akan menjadi fokus penyelidikan.

Namun, petugas pemadam kebakaran telah lebih dulu mengingatkan soal ada kejanggalan dalam insiden kebakaran ini.

Dikutip AFP, kebakaran yang mulai terjadi pada siang hari dan masih berkobar hingga malam itu menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa dekade di Hong Kong, wilayah dengan beberapa blok apartemen tertinggi dan terpadat di dunia.

Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Andy Yeung, mengatakan selama operasi penyelamatan, timnya menemukan beberapa lembar papan polistirena yang menutupi jendela di sejumlah apartemen.

"Papan polistirena ini sangat mudah terbakar dan membuat api menyebar dengan sangat cepat," katanya seperti dikutip CNN.

"Keberadaan papan tersebut tidak biasa, sehingga kami telah menyerahkan temuan ini kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut," tambah Yeung.

Kompleks apartemen itu terdiri dari delapan gedung pencakar langit dengan hampir 2.000 unit. Sebanyak tujuh dari delapan tower apartemen ini terbakar.

Gedung-gedung tersebut memang tengah menjalani serangkaian renovasi besar-besaran. Warga sekitar menuturkan banyak warga yang tinggal di kompleks ini juga merupakan lansia.

Sementara itu, otoritas perumahan kota akan memeriksa apakah lapisan pelindung yang digunakan untuk menutupi gedung-gedung selama proses renovasi memiliki ketahanan api yang memadai.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku," kata pemimpin Hong Kong, John Lee.

Selain papan polistirena, aparat juga menemukan banyak perancah bambu yang digunakan untuk menutup sebagian sisi bangunan yang tengah direnovasi.

Perancah bambu memang kerap digunakan untuk menyelimuti bangunan yang sedang menjalani konstruksi di Hong Kong.

Aparat turut menduga perancah bambu ini menjadi salah satu penyebab kebakaran terparah ini.

Kobaran api pertama kali muncul pada perancah bambu yang menyelimuti beberapa blok apartemen tersebut.

Seorang reporter AFP mendengar suara retakan keras, kemungkinan berasal dari bambu yang terbakar, serta melihat asap tebal membubung dari gedung-gedung ketika api dan serpihan abu menjulang tinggi ke langit.

Seorang warga berusia 65 tahun bermarga Yuen, yang telah tinggal di kawasan tersebut lebih dari empat dekade, mengatakan banyak tetangganya sudah lanjut usia dan sulit bergerak.

"Jendela-jendela ditutup karena renovasi, (beberapa orang) tidak tahu ada kebakaran dan harus diberi tahu untuk mengungsi lewat telepon oleh tetangga," ujar Yuen kepada AFP.

"Saya sangat terpukul, ada kerugian materi dan korban jiwa, bahkan seorang petugas pemadam kebakaran juga meninggal."

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK