Kontes Miss Universe kembali diterpa skandal baru beberapa hari setelah digelar.
Salah satu pemilik Miss Universe dari Meksiko Raul Rocha Cantu diduga menjual narkoba dan senjata, serta rekannya dari Thailand dituduh melakukan penipuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miss Universe tahun ini berakhir pada pekan lalu di Thailand dengan kemenangan Miss Meksiko, setelah beberapa insiden, termasuk adu mulut antara sang pemenang dan pembawa acara.
Seorang pejabat pengadilan di Thailand mengatakan kepada AFP pada Rabu (26/11) surat perintah penangkapan dikeluarkan sehari sebelumnya untuk pemilik bersama kontes, Anne Jakapong Jakrajutatip, soal dugaan penipuan senilai US$930 juta (sekitar Rp15,5 miliar)
Sementara, seorang dokter bedah plastik menuding Jakapong menipu dan menyembunyikan data ketika meyakinkannya untuk menanamkan modal di JKN Global Group, perusahaan yang turut memiliki kontes itu.
Kejaksaan federal Meksiko mengatakan pemilik bersama lainnya, Raul Rocha Cantu, diselidiki atas dugaan perdagangan senjata, narkotika, dan bahan bakar.
Mereka mengatakan sudah mengumpulkan informasi untuk melanjutkan dan memperdalam proses penyelidikan.
Kejaksaan menambahkan surat penangkapan diterbitkan untuk 13 orang, namun tidak mengungkap identitas mereka.
Media Meksiko memberitakan Rocha termasuk nama yang sedang dicari aparat.
Pemberitaan lokal juga mengaitkan Rocha dengan dugaan hubungan bisnis bersama ayah Miss Universe yang baru terpilih, Fatima Bosch.
Namun ayahnya, Bernando Bosch, yang menjabat sebagai eksekutif senior di perusahaan minyak negara Pemex, membantah memiliki keterkaitan dengan Rocha.
Bosch mendapat sorotan positif setelah memimpin aksi keluar para finalis dari pertemuan dengan direktur kontes Thailand, Nawat Itsaragrisil.
Nawat menegurnya karena tidak mengunggah konten promosi di media sosial dan menyebutnya "bodoh".
Tindakannya melawan Nawat mendapat pujian, termasuk dari presiden perempuan pertama Meksiko, Claudia Sheinbaum.
Pada Selasa (25/11), perempuan berusia 25 tahun itu mengaku menerima hinaan, ancaman pembunuhan akibat tuduhan ayahnya.
JKN Global Group milik Jakapong membeli kontes itu seharga 20 juta dolar pada 2022, kemudian menjual separuh kepemilikannya kepada Legacy Holding Group USA milik Rocha Cantu senilai US$16 juta (sekitar Rp317 miliar)
(rnp/bac)