Israel Bunuh Ratusan Buaya Tepi Barat Takut Jadi Senjata 'Teroris'

CNN Indonesia
Jumat, 05 Des 2025 21:15 WIB
Israel membunuh ratusan buaya di sebuah peternakan di Tepi Barat Palestina karena khawatir hewan buas itu dapat "menjadi senjata" serangan kelompok militan.
Israel membunuh ratusan buaya di sebuah peternakan di Tepi Barat Palestina karena khawatir hewan buas itu dapat "menjadi senjata" serangan kelompok militan. (Foto: Istockphoto/ KongSan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel membunuh ratusan buaya di sebuah peternakan di Tepi Barat Palestina karena khawatir hewan buas itu dapat "menjadi senjata" serangan kelompok militan.

Pihak berwenang mengatakan ratusan buaya itu milik peternakan Petza'el. Peternakan itu dinilai telah selama bertahun-tahun melanggar aturan keselamatan lantaran sering terjadi buaya kabur, serta kondisi kandang yang terus memburuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel's Civil Administration dan Israel Nature and Parks Authority menyatakan pemusnahan ratusan buaya di peternakan Petza'el di Lembah Yordan pada Agustus lalu dilakukan karena kekhawatiran bahwa lokasi itu dapat menjadi target serangan sabotase.

Menurut mereka, "musuh" bisa saja merusak pagar pembatas dan melepaskan buaya-buaya itu ke seluruh Tepi Barat. Mereka juga memastikan tidak akan membuka penyelidikan atas pemusnahan maupun penutupan peternakan tersebut.

Pejabat menyebut keputusan itu diambil untuk mencegah ancaman keselamatan publik dan sekaligus mengakhiri penderitaan hewan-hewan yang dipelihara dalam kondisi memprihatinkan.

"Keputusan untuk melakukan penembakan bertujuan mengurangi penderitaan buaya-buaya tersebut yang hidup dalam infrastruktur buruk dan kondisi keras, sekaligus melindungi publik dari risiko langsung," demikian pernyataan kedua lembaga tersebut seperti dikutip Ynet News.

Tindakan itu langsung memicu kritik luas dari kelompok lingkungan dan kesejahteraan satwa. Sejumlah organisasi termasuk Let the Animals Live, Animals Now, Freedom Farm Sanctuary, Keren Or Sanctuary menuntut penyelidikan serta pedoman yang lebih jelas untuk kasus serupa di masa depan.

Dalam tanggapannya, Civil Administration, Nature and Parks Authority, dan Kementerian Pertanian mengatakan selama bertahun-tahun para profesional telah berulang kali memperingatkan pemilik peternakan.

Mereka bahkan sempat melakukan perbaikan sendiri untuk mencegah buaya kabur dan menghentikan pengunjung tak berizin masuk ke area peternakan. Beberapa buaya memang pernah kabur, kata pejabat, tetapi semuanya berhasil ditangkap kembali tanpa korban. Mereka juga mencatat kasus orang masuk secara ilegal meningkat untuk mendekati atau memprovokasi hewan-hewan tersebut.

Pejabat menambahkan situasi keamanan yang lebih luas memunculkan kekhawatiran bahwa aktor bermusuhan dapat secara sengaja menerobos peternakan sebagai bagian dari serangan, yang berpotensi melepaskan ratusan buaya ke komunitas sekitar.

Mereka juga menilai hewan-hewan itu tidak dirawat dengan semestinya, termasuk tudingan bahwa pemilik memberi makan buaya dewasa dengan bangkai anak buaya, dan bahwa anakan sering dimakan buaya yang lebih tua.

Secara terpisah, penasihat perdana menteri untuk isu kesejahteraan hewan, Tal Gilboa, mengatakan kepada pejabat Civil Administration pada April lalu bahwa ia mendukung pemusnahan tersebut karena kondisi pemeliharaan buaya-buaya itu sudah merupakan bentuk penderitaan tersendiri.

Kelompok kesejahteraan hewan, termasuk Let the Animals Live, IDF Vegan Advocacy Project, Animal Lobby, Jane Goodall Institute Israel mengatakan penjelasan pemerintah bergantung pada informasi yang sebenarnya tidak diberikan kepada mereka dalam respons atas permintaan informasi publik yang diajukan empat bulan lalu.

Mereka juga mempertanyakan klaim bahwa kondisi tersebut membenarkan pemusnahan massal, mengingat penilaian pihak berwenang sendiri menunjukkan bahwa meski satu buaya terluka, banyak lainnya justru sehat - sehingga menimbulkan keraguan atas perlunya memusnahkan seluruh populasi.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER