China Bakal Donasi Rp1,6 Triliun untuk Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Presiden China Xi Jinping berjanji memberikan bantuan senilai US$100 juta atau sekitar RP1,6 triliun kepada Palestina untuk meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Pengumuman itu disampaikan Xi dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama kunjungan kenegaraan Macron ke China yang berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada Jumat.
Lihat Juga : |
"China akan menyediakan bantuan US$100 juta kepada Palestina untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan mendukung pemulihan serta rekonstruksinya," ujar Xi dalam pertemuan di Beijing, sebagaimana disampaikan Kementerian Luar Negeri China, Kamis (4/12), melansir Anadolu.
Xi menilai dunia saat ini jauh dari tenang karena berbagai konflik dan perselisihan politik internasional masih berlangsung di banyak kawasan.
Ia juga mengatakan China dan Prancis akan bekerja bersama untuk mendorong solusi komprehensif, adil, dan berkelanjutan atas isu Palestina.
Terkait krisis Ukraina, Xi mengatakan kepada Macron bahwa China mendukung semua upaya yang kondusif bagi perdamaian dan berharap para pihak dapat mencapai kesepakatan damai yang adil, bertahan lama, dan mengikat melalui dialog dan negosiasi.
Ia menambahkan bahwa China akan terus berperan secara konstruktif dalam penyelesaian politik krisis tersebut dan menentang setiap upaya tidak bertanggung jawab untuk mengalihkan kesalahan atau menjelekkan pihak lain.
Usai rangkaian pertemuan di Beijing, Xi dan Macron melanjutkan perjalanan ke Chengdu, Sichuan, pada Jumat untuk mengadakan pembicaraan informal.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bantuan tersebut akan digunakan untuk rekonstruksi pascakonflik guna memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza dan meringankan penderitaan rakyat Palestina.
"China dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional yang sah dan akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk gencatan senjata penuh dan berkelanjutan di Gaza, perbaikan situasi kemanusiaan, serta penyelesaian politik awal atas isu Palestina berdasarkan solusi dua negara," ujar Lin.
(dmi/dmi)