Perisai Chernobyl Rusak Usai Serangan Drone, Risiko Radiasi Meningkat

CNN Indonesia
Minggu, 07 Des 2025 11:50 WIB
Ilustrasi. Perisai Chernobyl dikabarkan rusak. (REUTERS/GLEB GARANICH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan tenaga atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA) mengungkapkan bahwa perisai pelindung di lokasi bencana nuklir Chernobyl di Ukraina tak lagi mampu menjalankan fungsi utamanya setelah mengalami kerusakan akibat serangan drone pada Februari lalu.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat, IAEA menyebut lapisan pelindung raksasa bernama New Safe Confinement (NSC) itu mengalami kerusakan parah. Struktur yang dibangun untuk menutup reruntuhan reaktor No. 4 tersebut disebut telah "kehilangan fungsi keselamatannya, termasuk kemampuan menahan radiasi."

Mengutip CNN, Ukraina menuding Rusia melakukan serangan drone pada 14 Februari di kawasan Chernobyl, tuduhan yang kemudian dibantah Kremlin. Serangan itu memicu kebakaran dan merusak lapisan pelindung NSC.

IAEA menyampaikan bahwa meskipun perbaikan darurat terbatas telah dilakukan pada bagian atap, kerusakan tersebut membutuhkan renovasi besar untuk mencegah degradasi lebih lanjut.

"Pemulihan komprehensif dan tepat waktu sangat penting untuk memastikan keselamatan nuklir jangka panjang," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.

Grossi menambahkan tidak ada kerusakan permanen pada bagian struktur penahan beban maupun sistem pemantauan NSC. IAEA yang memiliki tim permanen di lokasi memastikan akan terus mendukung upaya pemulihan penuh.

Chernobyl jadi sorotan di tengah perang Rusia-Ukraina

Ini bukan pertama kalinya Chernobyl menjadi perhatian di tengah invasi Rusia yang hampir memasuki tahun keempat. Pada awal invasi 2022, pasukan Rusia sempat merebut kawasan pembangkit nuklir itu dan menahan staf setempat sebelum akhirnya menarik diri sebulan kemudian.

NSC sendiri merupakan struktur baja raksasa berbentuk lengkung yang dibangun untuk menutup reaktor No. 4, lokasi ledakan dahsyat pada 1986 yang memicu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.

Dikenal sebagai struktur darat bergerak terbesar di dunia, pembangunan NSC dimulai pada 2010 dan rampung pada 2019. Perisai ini dirancang bertahan hingga 100 tahun untuk memungkinkan proses pembersihan dan memastikan keamanan lokasi.

Proyek tersebut menelan biaya €2,1 miliar, didanai lebih dari 45 negara dan organisasi internasional melalui Chernobyl Shelter Fund.

Pada 26 April 1986, ledakan di reaktor No. 4 Chernobyl, yang saat itu berada di bawah Uni Soviet menyebarkan material radioaktif ke wilayah Ukraina, Belarus, Rusia, hingga Eropa.

Lebih dari 30 orang tewas di sekitar kota Pripyat, sementara ribuan lainnya mengalami dampak paparan radiasi. Hingga kini, tingkat kanker dan cacat lahir di wilayah terdampak masih dilaporkan tinggi menurut IAEA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kerusakan terbaru pada NSC menambah panjang kekhawatiran mengenai keamanan lokasi Chernobyl, hampir empat dekade sejak tragedi tersebut mengguncang dunia. IAEA menegaskan renovasi besar diperlukan agar situs ini tetap aman bagi generasi mendatang.

(tis/tis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK