Ancaman Megaquake M 8 Jepang, KBRI Wanti-wanti WNI Siaga Tas Darurat
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Jepang untuk waspada dan terus memantau situasi pasca gempa bermagnitudo 7,5 mengguncang Prefektur Aomori, Senin (8/12) malam.
"KBRI Tokyo telah menyampaikan imbauan kepada WNI di Jepang agar terus memantau situasi dan mengikuti instruksi yang disampaikan oleh otoritas resmi Jepang, termasuk mempelajari rute evakuasi, mempersiapkan tas darurat, menyiapkan dokumen penting dan uang tunai secukupnya," demikian keterangan KBRI Tokyo, Selasa (9/12).
Cabinet Office dan Japan Meteorological Agency (JMA) disebut telah menyampaikan untuk waspada terkait kemungkinan terjadinya gempa susulan. Seiring dengan itu, Gugus Tugas di Crisis Management Center pada kantor PM Jepang telah diaktifkan.
Pernyataan itu dikeluarkan KBRI juga menyusul peringatan dari Badan Meteorologi Jepang (JMA) soal kemungkinan terjadinya gempa besar atau megaquake setelah gempa Senin malam ini.
Peringatan ancaman megaquake ini berlaku hingga beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan statistik gempa global, ada kemungkinan gempa berkekuatan magnitude 8 atau lebih terjadi sebagai gempa susulan di sepanjang Parit Jepang dan Parit Chishima di lepas Hokkaido. Tidak jelas apakah gempa besar akan benar-benar terjadi, namun semua orang harus mengambil langkah pencegahan," bunyi pernyataan juru bicara Kantor Kabinet Perdana Menteri Jepang Urusan Tanggap Bencana, Marikubo Tsukasa, seperti dikutip lembaga penyiaran NHK pada Selasa (9/12).
JMA melaporkan gempa besar seperti itu dapat memicu gelombang tsunami di sepanjang pesisir Pasifik dari Hokkaido hingga Prefektur Chiba.
Warga diminta memeriksa rute evakuasi, menyiapkan tas darurat, mengikat perabot di rumah, serta memastikan stok makanan, air, dan toilet portabel.
Mereka yang tinggal di pesisir diminta tetap waspada selama satu minggu ke depan meski belum ada rekomendasi evakuasi.
Ini adalah peringatan pertama sejak kategori tersebut diperkenalkan pada 2022.
Gempa bermagnitudo 7,5 mengguncang wilayah timur laut Jepang pada Senin (8/12) malam. Gempa terdeteksi di lepas pantai Misawa, Prefektur Aomori, pada pukul 23.15 waktu setempat, dengan kedalaman 44 kilometer.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan untuk Prefektur Iwate serta sebagian wilayah Hokkaido dan Aomori. Kini, peringatan tsunami telah dicabut dan diganti dengan tsunami advisories.
Menurut otoritas, setidaknya 10 orang terluka imbas gempa. Satu korban dilaporkan dalam kondisi serius.
Berdasarkan catatan KBRI Tokyo, tidak ada WNI yang menjadi korban akibat gempa. Jumlah WNI di Aomori sendiri diperkirakan sekitar 969 orang.
"Hingga saat ini Selasa, 9 Desember 2025, pukul 08.30 JST belum terdapat laporan WNI yang menjadi korban," demikian keterangan KBRI Tokyo.
KBRI Tokyo mengimbau bagi para WNI yang sedang dalam keadaan darurat agar menghubungi hotline KBRI Tokyo di nomor +81-80-3506-8612 atau +81-80-4940-7419.
(blq/rds)