Gempa bermagnitudo 7,6 mengguncang wilayah timur laut Jepang pada Senin (8/12) malam.
Gempa terdeteksi di lepas pantai Misawa, Prefektur Aomori, pada pukul 23.15 waktu setempat, dengan kedalaman 44 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan untuk Prefektur Iwate serta sebagian wilayah Hokkaido dan Aomori.
Di Pelabuhan Kuji, Iwate, tsunami setinggi 70 cm teramati. Di Hokkaido, tsunami 50 cm tercatat di Kota Urakawa, dan di Pelabuhan Mutsuogawara terdeteksi gelombang setinggi 40 cm.
Semua imbauan tsunami untuk pesisir Pasifik Jepang utara kemudian dicabut pada Selasa (9/12) pukul 06.20 pagi.
Menurut otoritas Jepang, setidaknya 10 orang terluka imbas gempa. Satu korban dilaporkan dalam kondisi serius.
Meski begitu, tidak ada kerusakan parah akibat guncangan gempa yang cukup besar ini.
Seorang reporter AFP mengatakan di Hokkaido, tanah bergetar hebat selama sekitar 30 detik pada waktu yang sama kala alarm ponsel berbunyi untuk memperingatkan penduduk.
Rekaman video yang diambil di lokasi memperlihatkan pecahan kaca berserakan di jalan.
Laporan Kyodo News menyebut sekitar 2.700 rumah di Aomori terputus listrik akibat gempa.
Tohoku Electric Power sementara itu mengatakan tidak ada kelainan yang terdeteksi di pembangkit listrik tenaga nuklir Higashidori di Aomori dan pembangkit listrik Onagawa di wilayah Miyagi.
Jepang terletak di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang "Cincin Api" Pasifik dan merupakan salah satu negara dengan aktivitas tektonik paling aktif di dunia.
Negara berpopulasi 125 juta orang ini mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahun.
Gempa di Jepang sebagian besar berskala kecil. Kerusakan yang ditimbulkan biasanya bervariasi tergantung lokasi dan kedalamannya.
Pada 2011, gempa bermagnitudo 9,0 mengguncang Jepang dan memicu tsunami dahsyat hingga mengakibatkan 18.500 orang tewas maupun hilang. Peristiwa itu juga menyebabkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima hancur.
(blq/bac)