Perang dengan Kamboja, Thailand Beli Rudal Barak MX Israel

CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2025 05:35 WIB
Ilustrasi rudal Israel. (AFP/HO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Thailand membeli sistem rudal pertahanan udara Barak MX dari Israel, sebagai langkah untuk memperkuat perlindungan wilayah udara setelah berperang dengan Kamboja tahun ini.

Israel Aerospace Industries (IAI) berhasil mengamankan kontrak besar dengan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF), menandai pembelian sistem pertahanan udara jarak menengah pertama Thailand dalam beberapa dekade.

Presiden dan CEO IAI, Boaz Levy, menyebut kesepakatan ini sebagai hal penting bagi perusahaan di Asia Tenggara, menyoroti pengaruh Thailand di kawasan.

"Barak MX dipilih setelah berhasil memenuhi dan melebihi persyaratan ketat Angkatan Udara Thailand, menawarkan kemampuan jaringan canggih dan interoperabilitas dengan sistem komando dan pengendalian lokal," ujarnya, seperti dikutip Jerusalem Post.

"Kami bangga memperdalam kerja sama dan mendukung Thailand dalam memperkuat arsitektur pertahanan dengan kemampuan generasi berikutnya yang terbukti," tambah dia.

Paket Barak MX mencakup unit komando dan kendali, radar multi-misi, peluncur rudal permukaan-ke-udara, kendaraan pengisi ulang rudal, dan kendaraan pendukung logistik.

Semuanya berbasis pada platform bergerak untuk memastikan penyebaran cepat dan kesiapan operasional.

Barak MX digunakan oleh beberapa negara di dunia, termasuk India, Azerbaijan, Slovenia, dan Siprus.

Sistem ini dikenal dengan desain multi-lapis dan multi-misi, serta konfigurasi berbasis jaringan yang memungkinkan operator memilih metode penargetan paling efektif sesuai kebutuhan operasi.

Menurut IAI, fitur ini mampu memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi di medan perang.

IAI akan bekerja sama dengan Thai Aviation Industries (TAI) yang akan menyediakan pemeliharaan dan layanan tambahan.

Menurut laporan Asian Military Review, fase pertama proyek Departemen Logistik RTAF mencakup pengadaan satu baterai peluncur Barak MX untuk Resimen Anti-pesawat Komando Pasukan Keamanan.

"Angkatan udara harus siap menghadapi ancaman masa depan dengan mengakuisisi sistem senjata modern untuk meningkatkan pertahanan udara, yang saat ini terbatas dalam menangani ancaman yang muncul secara efektif," ujar RTAF.

Pertahanan udara Kerajaan Thailand saat ini mengandalkan campuran sistem jarak pendek dan kemampuan jarak menengah yang baru diperoleh, sehingga Barak MX menjadi akuisisi modernisasi besar pertama dalam dua dekade.

"Barak MX akan memberikan Thailand pertahanan udara jarak menengah pertamanya, menawarkan perlindungan menyeluruh terhadap ancaman balistik dan udara," ujar Levy.

Sebelumnya, RTAF menggunakan platform seperti Vulcan Air Defense System (VADS) dan senjata M163/M167, serta MANPADS seperti FIM-92 Stinger untuk pertahanan titik.

Kini, sistem Barak MX dengan nilai kontrak sekitar 3,44 miliar baht (sekitar Rp1,8 triliun), mampu menghadapi UAV, pesawat tempur, rudal jelajah, dan rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 150 km.

Thailand telah mengadopsi teknologi pertahanan Israel sejak 1970-an, dan kerja sama ini semakin kuat dengan transfer pengetahuan untuk memproduksi beberapa sistem senjata secara lokal.

Sistem Barak-8 dikembangkan IAI bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan India (DRDO), angkatan laut kedua negara, ELTA Group IAI, RAFAEL, serta industri lokal di India dan Israel.

(rnp/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK