Gaza Dilanda Krisis Obat-obatan Medis Imbas Blokade Israel

CNN Indonesia
Senin, 22 Des 2025 22:45 WIB
Ilustrasi. RS di Gaza alami krisis obat-obatan imbas blokade Israel. Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaza kini dilanda krisis obat-obatan parah imbas blokade yang dilakukan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan keterbatasan pasokan mempersulit pengobatan warga.

Para dokter di wilayah Palestina juga telah lama mengingatkan bahwa mereka kesulitan menyelamatkan nyawa karena Israel memblokir masuknya pasokan medis.

Selama agresi tersebut, hampir seluruh rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza menjadi sasaran. Sebanyak 125 fasilitas kesehatan mengalami kerusakan, termasuk 34 rumah sakit.

"Jumlah barang yang benar-benar habis stok dalam daftar obat-obatan esensial telah mencapai 321, yang mewakili kekurangan sebesar 52 persen," ujar pernyataan Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera.

"Jumlah barang yang habis stok dalam daftar perlengkapan medis telah mencapai 710, yang mewakili kekurangan sebesar 71 persen. Tingkat kekurangan tes laboratorium dan perlengkapan bank darah mencapai 59 persen," tambah dia.

Menurut Kemenkes Gaza, kekurangan obat terjadi di pelayanan gawat darurat, terutama cairan infus, antibiotik intravena, dan obat pereda nyeri.

Laporan itu memperingatkan bahwa keterbatasan layanan gawat darurat dan perawatan intensif berpotensi menyebabkan 200.000 pasien kehilangan akses ke perawatan gawat darurat.

Sebanyak 100.000 pasien kehilangan akses ke pelayanan bedah, dan setidaknya 700 pasien kehilangan akses ke perawatan intensif.

Selain itu, kekurangan juga dilaporkan terjadi pada layanan ginjal, onkologi, bedah jantung terbuka, dan ortopedi, di antara sektor kesehatan lainnya.

"Mengingat angka-angka mengkhawatirkan ini, dan terus menurunnya jumlah truk medis yang diizinkan masuk ke Gaza hingga kurang dari 30 persen dari kebutuhan bulanan, serta keterbatasan pasokan yang tersedia, Kementerian Kesehatan mendesak semua pihak untuk memikul tanggung jawab mereka dalam segera melakukan intervensi darurat," demikian pernyataan tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza juga telah meminta peningkatan pasokan obat-obatan, perlengkapan medis habis pakai, dan perlengkapan laboratorium.

Meski gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat mulai berlaku pada 10 Oktober, Israel terus melanggar kesepakatan dengan Hamas dengan tidak mengizinkan truk bantuan medis masuk sesuai jumlah yang disepakati.

Kondisi tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, memperdalam keadaan darurat kesehatan yang bersifat krisis dan berkelanjutan.

Di tengah krisis pasokan medis ini, sekitar 1.500 anak menunggu perbatasan dibuka agar dapat bepergian ke luar Gaza untuk mendapatkan perawatan.

(rnp/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK