Panglima militer sekaligus pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing mewanti-wanti warga di negara ini jelang pemilihan umum (Pemilu) yang akan digelar akhir pekan.
Hlaing menyampaikan pesan tersebut ke perwira dan keluarga militer pada Sabtu (201/1) di Magwe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Menolak memilih sama dengan) menolak kemajuan demokrasi," kata dia, dikutip the Irrawaddy.
Pernyataan Hlaing juga muncul usia junta menggalang dukungan publik saat warga tak tertarik dengan pemilu yang dicap hanya formalitas ini.
Undang-undang pemilu Myanmar memang tak mensyaratkan jumlah pemilih minimum, tetapi junta sangat ingin menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat ikut berpartisipasi.
Pemungutan suara ini digelar dalam tiga tahap pada 28 Desember, 11 Januari, dan Februari.
Hlaing baru menggelar pemilu usai menggulingkan pemerintahan yang sah pada Februari 2021.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Rencana Buat Jembatan Malaysia-RI sampai PM Australia Minta Maaf |
Orang-orang yang sebelumnya dari pemerintahan sah Presiden U Win Myint, Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi, dan mantan menteri tetap berada di balik jeruji besi di Naypyitaw, Yangon, Mandalay, dan Taungoo. Pejabat lain yang ditangkap bahkan ada yang meninggal.
Sejak awal kudeta, warga Myanmar banyak yang menolak kekuasaan Hlaing. Dia lantas merespons dengan kekerasan. Imbas kejadian itu, puluhan ribu orang meninggal.
(isa/bac)