Somaliland, Wilayah Somalia yang Diakui Kemerdekaannya oleh Israel

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Des 2025 11:30 WIB
Israel jadi negara pertama yang mengakui Somaliland. Ditengarai ada maksud tertentu dibalik pengakuan ini.
Kota Hargeisa, kota terbesar sekaligus wilayah yang disebut sebagai ibu kota Somaliland. (Photo by LUIS TATO / AFP)(AFP/LUIS TATO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel pada Jumat (26/12) mengakui secara resmi kemerdekaan Republik Somaliland, wilayah Somalia yang memproklamasikan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Keputusan ini membuat Negeri Zionis menjadi negara pertama yang mengakui Somaliland sejak wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991. Padahal banyak negara tak mengakui Somaliland dan mengecam Israel atas pengakuan itu.

"Deklarasi ini sesuai dengan semangat Abraham Accords, yang ditandatangani atas inisiatif Presiden [Amerika Serikat Donald] Trump," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu menyampaikan Israel akan menjalin kerja sama dengan Somaliland di bidang pertanian, kesehatan, teknologi dan ekonomi. Ia juga mengucapkan selamat kepada Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi atas kepemimpinannya dan mengundangnya untuk mengunjungi Israel.

Profil Somaliland

Somaliland merupakan wilayah semi-gurun yang terletak di sepanjang garis pantai Laut Merah Somalia. Wilayah ini memiliki luas 177.000 kilometer persegi dan dihuni sekitar 5,7 juta jiwa.

Somaliland beribu kota di Hargeisa. Wilayah ini merupakan bekas protektorat Inggris yang pernah merdeka selama lima hari pada 1960 sebelum akhirnya bersatu dengan Somalia.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kekuatan kolonial Eropa berusaha mendominasi Tanduk Afrika atau Horn of Africa. Tanduk Afrika menggambarkan wilayah yang menonjol atau seperti tanjung, mengarah ke Laut Arab. Di wilayah ini ada beberapa negara yakni Somalia,  Etiopia, Eritrea, dan Djibouti.

Inggris merebut wilayah antara Ethiopia dan Teluk Aden, yang kini dikenal sebagai Somaliland. Italia sementara itu mengambil tanah di wilayah timur dan selatan Samudra Hindia, yang kini merupakan wilayah Somalia.

Setelah merdeka pada 1960, kedua wilayah kemudian bersatu membentuk negara Somalia dengan ibu kotanya di Mogadishu. Namun, banyak warga Somaliland yang merasa terpinggirkan dan diabadikan setelah penyatuan.

Pada 1980-an, pengucilan politik dan penindasan di bawah diktator Mohamed Siad Barre memicu pemberontakan bersenjata di wilayah Somaliland. Tentara Somalia merespons pemberontakan tersebut dengan melancarkan pembantaian massal.

Ketika Barre digulingkan dan pemerintahan pusat runtuh pada 1991, Somaliland menolak mengakui pemerintahan sementara yang dipimpin kelompok milisi lain. Para pemimpin Somaliland memilih memproklamasikan kemerdekaan.

Meski begitu, kemerdekaan Somaliland tidak diakui secara internasional. Namun, wilayah mayoritas Islam Sunni ini tetap berjalan dalam keadaan yang sebagian besar damai dan stabil.

Somaliland telah memiliki sistem politik, lembaga pemerintahan, kepolisian, militer, bendera, serta mata uang sendiri, demikian dilansir dari The New York Times dan BBC.

Dekat dengan Israel

Akan tetapi, tiadanya pengakuan internasional telah membuat Somaliland sulit mengakses pinjaman, bantuan, dan investasi asing. Wilayah ini tetap sangat miskin.

Dalam upaya mengubah situasi tersebut, Somaliland selama bertahun-tahun membina hubungan dengan anggota parlemen Partai Republik Amerika Serikat (AS), kelompok kebijakan konservatif, dan mantan pejabat di pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Selain dengan AS, Somaliland juga mendekati Israel yang notabene sekutu dekat Washington. Hubungan kedua pemerintah pun mulai terjalin erat ketika Israel mencari negara-negara yang bersedia menerima warga Palestina yang ingin mereka pindahkan dari Jalur Gaza.

Selain sebagai tempat potensial untuk memindahkan warga Gaza, motivasi utama Israel menjalin hubungan dengan Somaliland yaitu karena kedekatan wilayah tersebut dengan Yaman.

Akses ini memudahkan Israel melakukan serangan dan memata-matai kelompok milisi Houthi di Yaman, demikian dilaporkan The Times of Israel.

Pemerintah Somalia selama ini menolak mengakui kemerdekaan Somaliland. Somalia menganggap Somaliland sebagai bagian integral dari wilayahnya dan memandang setiap kesepakatan atau keterlibatan langsung dengan Somaliland sebagai pelanggaran kedaulatan dan persatuan Somalia.

Pemerintah Somalia sendiri telah mengutuk keputusan Israel mengakui Somaliland. Pemerintah Somalia menyatakan keputusan tersebut merupakan 'langkah yang melanggar hukum' dan 'serangan yang disengaja' terhadap kedaulatan Somalia.

Para menteri luar negeri (menlu) dari Mesir, Turki, dan Djibouti juga mengutuk pengakuan Israel atas Somaliland dan menegaskan kembali dukungan penuh mereka untuk persatuan dan integritas wilayah Somalia.

Para menlu memperingatkan pengakuan terhadap wilayah yang memisahkan diri merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Uni Afrika juga telah menolak mengakui kemerdekaan Somaliland. Komisi Uni Afrika mendukung persatuan dan integritas Somalia serta memperingatkan bahwa pengakuan kemerdekaan untuk Somaliland merupakan langkah yang berisiko merusak perdamaian dan stabilitas di seluruh benua Afrika.

(bal/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER