Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono menyindir penjagaan ketat yang diberikan kepada rivalnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurut Agus penjagaan ketat akan memperlebar jarak kandidat dengan calon pemilih dan juga membuat masyarakat takut.
"Saya apa adanya, saya ingin lebih dekat dengan warga dan tak ingin berjarak," ujar Agus saat ditemui di Pasar Paseban, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).
Agus menyatakan seharusnya kandidat berada sedekat mungkin dengan masyarakat saat berkampanye. Namun begitu, Agus menyatakan tak dapat menyalahkan pasangan yang penjagaannya terlampau ketat karena melalui pertimbangan.
"Tolong tanyakan pada yang bersangkutan, pasti ada pertimbangan," ujarnya.
Pasca demonstrasi 4 November, Ahok selalu mendapat penjagaan ketat ketika berkampanye di beberapa tempat. Penjagaan ini untuk melindungi Ahok yang sudah beberapa kali mendapatkan penolakan dari masyarakat.
Misalnya pada kunjungan ke Kedoya Utara ratusan aparat, kendaraan Barakuda dan water cannon tampak di lokasi kampanye. Namun, penjagaan ini tak menolong kelancaran kampanye.
Sekelompok orang yang jumlahnya tak kurang dari 30 orang terlihat sudah menunggu Ahok di kelurahan yang berada di Jakarta Barat itu. Mereka berteriak, menolak kehadiran gubernur petahana.
Massa tersebut berhadapan dengan sekitar 300 personel kepolisian dan TNI yang bersiaga menghindari kerusuhan. Anggota tim gabungan itu menenteng gas air mata.
Di tengah situasi yang panas itu, Ahok pun memutuskan meninggalkan Kedoya Utara. Kampanye malam itu batal.
"Saya lihat banyak sekali mobil yang lewat di situ. Kalau saya turun, takutnya malah ada lempar-lemparan, kena mobil warga. Ya sudah, saya mengalah," ujar Ahok, Kamis (10/11).
Sebelum itu, Ahok sempat mendapat penolakan saat berkunjung ke kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Penolakan masyarakat membuat Ahok harus dievakuasi dari lokasi menggunakan angkot.
Djarot pun mengalami hal yang sama, dia beberapa kali didemo dan ditolak kehadirannya oleh sekelompok masyarakat.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, situasi yang dihadapinya pada masa kampanye pilkada 2017 tidaklah kondusif. Ia menyebut, tindakan sekelompok orang yang membatasi ruang geraknya bertentangan dengan aturan hukum.
"Saya kira ini sudah tidak benar. Tim sukses sudah lapor ke Panitia Pengawas Pemilu. Ini harus diproses hukum," ucapnya.
Meski demikian, Ahok yakin berbagai penolakan tersebut tidak berdampak pada efektivitas kampanyenya. Menurut Ahok, kampanye bukan ajang meminta suara publik.
"Saya hanya menyampaikan visi dan misi, mengajak mereka memilih calon yang bersih, transparan, dan profesional. Kalau ada yang lebih bersih dari saya, pilih calon itu," kata Ahok.
(yul)