PDIP Tak Risau Elektabilitas Ahok-Djarot Turun

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2016 15:29 WIB
PDIP tak risau dengan survei yang menyebutkan penurunan elektabilitas Ahok-Djarot. Pilkada 2012, Jokowi dan Ahok menang, meski tak unggul dalam survei.
PDIP tak risau dengan survei yang menyebutkan penurunan elektabilitas Ahok-Djarot. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak risau dengan hasil survei yang menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat.

Menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, PDIP berkaca pada hasil Pilkada 2012 yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan Ahok. Padahal saat itu pasangan Jokowi-Ahok tak diunggulkan oleh berbagai survei.  

"Pada Pilkada 2012, kami mendukung pasangan Jokowi-Ahok dan semua survei kalah oleh kami," kata Pras saat ditemui di kantor DPD PDIP DKI, Ahad (20/11).

Pada 2012 lalu, hampir semua lembaga survei menunjukkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli unggul dalam elektabilitas dan selalu di posisi paling atas. Sebaliknya, pasangan Jokowi-Ahok tak pernah mendapat hasil luar biasa.
Prediksi hasil survei mental saat hari pencoblosan. Duet PDIP dan Partai Gerindra membawa Jokowi dan Ahok sebagai pemenang dalam pemilihan dua putaran.

Pascapenetapan Ahok menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi petahana itu bakal tersingkir bahkan di putaran pertama.

"Keputusan polisi menetapkan Ahok menjadi tersangka ternyata mempunyai efek elektoral yang sangat dahsyat buat Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan dan merubah kostelasi politik Pilkada DKI." kata peneliti LSI Ardian Sopa, saat merilis hasil survey LSI, Jakarta, Jumat (18/11).

Sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka, survei LSI menunjukkan elektabilitas Ahok dan Djarot di angka 24,6 persen. Angka itu merosot menjadi 10,6 persen setelah Ahok resmi berstatus tersangka.
"Dengan situasi ini, Ahok-Djarot berpotensi tersingkir di putaran pertama, karena menjadi nomor buncit diantara dua pasangan lainnya," tutur Ardian.

Angka itu, menurut Ardian, sangat rendah dan tidak bisa membuat Ahok-Djarot lolos ke putaran kedua. Angka aman, kata Ardian, untuk maju ke putaran dua harus berada di 35 persen.

Setali tiga uang dengan Pras, anggota Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat PDIP Masinton Pasaribu mengatakan hasil survei selalu tergantung pada sudut pandang si penyelenggara. Dan menurut dia survei yang dikeluarkan LSI Denny JA janya melihat bagian "kaki" saja.
"Yang dipotret LSI kemarin itu hanya kakinya saja, jadi tidak utuh," ujar dia. (yul)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER