Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah dua pekan lebih, kandidat petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghabiskan paginya di Rumah Lembang. Di markas tim pemenangan khusus relawan itu, Ahok, sapaan Basuki, melancarkan aksinya untuk menggaet pemilih.
Sejak menerima banyak penolakan warga, Ahok mengubah pola kampanyenya dengan menunggu kedatangan warga di Rumah Lembang. Halaman belakang rumah di Jalan Lembang Nomor 13, Menteng, Jakarta Pusat, itu dijadikan tempat berkumpul dengan panggung sebagai pusat perhatian.
Di panggung, calon gubernur nomor urut dua itu, menyampaikan orasi di hadapan massa yang datang. Mulai dari program yang sukses, janji manis, hingga keluh kesah.
Selasa (29/11), Ahok mengaku dirinya telah berubah. Dia mencoba meyakinkan warga dengan menyatakan tak lagi marah-marah.
"Banyak orang salah ngerti tentang saya. Jadi tolong, bilang ke keluarga dan teman-temannya, Ahok itu pelawak, bukan marah-marah. Ahok sudah berubah," tutur Ahok.
Ahok juga sempat curhat mengenai dana operasional yang sudah tak diterimanya lagi karena cuti di luar tanggungan negara. Ketika menjadi gubernur aktif, ia menerima dana operasional sekitar Rp5 miliar per bulan. Dana itu peruntukannya untuk kegiatan-kegiatan gubernur di antaranya gaji staf, makan, biaya bensin, dan uang kondangan.
Selama cuti, Ahok mengaku kelimpungan karena banyaknya pengeluaran. Terlebih ia harus merogoh kocek dari kantong pribadi untuk pengeluaran itu.
"Tiga bulan cuti bonyok saya (banyak pengeluaran). Ini saja saya sudah keluar Rp200 juta (operasional kampanye). Dulu saya masih bisa nabung Rp1 miliar setahun. Tapi sekarang sudah enggak bisa lagi kayaknya," ujar Ahok diikuti dengan tertawa.
Tak hanya Ahok, panggung Rumah Lembang juga menghadirkan tokoh-tokoh untuk menarik simpati warga. Setelah kemarin, panggung itu jadi pentas musik dengan kedatangan Iwa Kusuma alias Iwa K, Gading Marten, Tompi, Happy Salma, grup hip hop Sweet Martabak, dan Neo.
Kali ini giliran, aktor kawakan, ayah dari Gading Marten, Roy Marten menyambangi Rumah Lembang. Di panggung itu, Roy mengajak warga untuk mendukung Ahok meski saat ini sedang berstatus tersangka dugaan penistaan agama.
"Hanya satu kata. Lawan! Kita dukung Pak Ahok, bukan karena ras atau agama, tapi karena pribadi dan kinerjanya," tutur Roy.
Roy juga meminta agar didirikan museum budaya yang berisi seluruh film dan musik Indonesia. Usul itu, kata Roy, penah diajukan saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, namun hingga sekarang belum juga diterima.
Tak hanya artis, Ahok juga mendatangkan kakak angkatnya Andi Analta yang merupakan seorang muslim. Andi datang untuk meyakinkan warga bahwa Ahok bukanlah seorang penista agama.
"Saya sedih adik saya dibilang menistakan. Padahal penistaan itu hanya ada di dalam muslim. Saya tidak akan biarkan adik saya di-
bully. Saya ini muslim bukan muslim abal-abal. Tak mungkin adik saya menista," tutur Andi.
Setelah mendengar orasi dari panggung Balai Rakyat, warga yang datang diberi kesempatan untuk mengadu atau menyampaikan aspirasi kepada Ahok. Kesempatan itu dijadikan ajang untuk berfoto bersama Ahok.
Di antara kerumunan orang itu tampak beberapa orang mengenakan atribut Suku Nias. Sebelumnya, Rumah Lembang memang kerap didatangi berbagai kelompok suku, yakni Batak, Papua, dan Dayak.
(obs)