Agus, Ahok, dan Anies Diminta Tak 'Jual' Warga Miskin

CNN Indonesia
Minggu, 15 Jan 2017 00:11 WIB
Isu kemiskinan yang dibawa oleh ketiga kandidat gubernur DKI Jakarta tak berbeda dengan calon-calon kepala daerah di tempat lain.
Tiga pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta beradu program dan gagasan di panggung debat terbuka di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Semarang, CNN Indonesia -- Ketiga calon gubernur DKI Jakarta yakni Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Anies Baswedan diharapkan tidak terus-terusan menjual isu soal kemiskinan dan warga miskin dalam bertarung mendapatkan kursi DKI-1.

Ketua Laboratorium Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro Semarang, Susilo Utomo, mengatakan isu kemiskinan yang dibawa oleh ketiga kandidat gubernur Jakarta tak berbeda dengan calon-calon kepala daerah di tempat lain serta kampanye elite-elite politik yang kini sudah mendapat jabatan.

"Dalam debat kemarin itu dilihat, semua mengangkat ‘menjual’ kemiskinan. Membangun tanpa menggusur, memberi bantuan uang, membangun manusianya. Kalau saya rasa, tidak ada bedanya dengan elite politik lain. Sudah dapat jabatan, kekuasaan, terus lupa. Rakyat jenuh ini", kata Susilo kepada CNNIndonesia di Semarang.

Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin juga menyoroti hal yang serupa dari ketiga calon.

Said mengatakan dari debat perdana yang mengambil tema seputar permasalahan sosial-ekonomi, termasuk persoalan lingkungan, transportasi, dan keamanan, semalam, pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tampak lebih mengedepankan program bantuan dana bagi warga Jakarta.

Mulai dari Bantuan Langsung Sementara (BLS) sebesar Rp5 juta untuk tiap keluarga miskin, bantuan modal usaha bergulir sebesar Rp50 juta untuk tiap unit usaha, sampai dengan bantuan Rp1 miliar per tahun untuk pemberdayaan RT/RW di Jakarta. “Program bantuan dana tampak ingin lebih ditonjolkan oleh pasangan ini," kata Said seperti dikutip dari Antara, Sabtu (14/1).

Program bantuan tersebut, menurut Said, sebetulnya bagus-bagus saja. Selain dapat memberdayakan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran, program itu pada gilirannya juga diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan daya beli masyarakat.

“Sampai di sini, Agus-Sylvi boleh disebut telah menunjukan keberpihakannya kepada warga Jakarta, khususnya kepada mereka yang berlabel orang pinggiran.”

Sayangnya, lanjut dia, duet Agus-Sylvi kurang mampu menjawab secara tangkas dan konkret mengenai metode untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan dana-dana yang akan dikelola oleh masyarakat tersebut, sebagaimana dikhawatirkan oleh pasangan nomor urut 2 yaitu Ahok-Djarot.

Pertanyaan dari pasangan petahana ini cukup masuk akal, mengingat program bantuan dana yang sejenis pernah juga diwujudkan di masa lalu, tetapi ternyata menyisakan sejumlah persoalan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER