Selubung
Kabut Jiwa
Oleh:
Andry Novelino
Ketika saya menyebutkan bahwa salah satu subjek foto favorit saya adalah permukaan yang berkabut, saya acap kali mendapat tatapan aneh dari para fotografer. Bahkan, alis mereka pun mengerut.
Kabut lensa acap kali dinilai sebagai benda yang mengganggu hasil pemotretan. Namun, efek kabut ini justru bisa memperkuat pesan yang dihantarkan jika digunakan dengan kerangka imajinasi yang pas.
Efek gambar berkabut sendiri bisa dibuat dengan bahan alakadarnya. Misalnya plastik bening atau buram. Plastik ini digunakan untuk memisahkan lingkungan tanpa mengorbankan cahaya, sehingga bisa tercipta efek kabut, cat air, atau bahkan buram sekalipun.
Memotret permukaan berkabut sangat mirip dengan memotret permukaan transparan seperti kaca. Kekuatan cahaya di belakang subjek akan menentukan bagaimana subjek akan terlihat.
Selain itu, hasil gambar yang diambil dengan efek kabut artifisial juga sangat bergantung pada dekat atau jauh dari subjek itu sendiri.
Kabut artifisial juga bisa menciptakan efek siluet. Asalkan, pemotret bisa membuat kondensasi untuk mengisolasi subjek. Alat sederhana sekalipun bisa digunakan untuk membuat hasil yang maksimal.
Karya fotografi saya kali ini diambil dalam kerangka imajinasi memotret situasi eforia masyarakat perkotaan, kala situasi dan kondisi kian pulih dari cengkraman Covid-19.
Kesan buram diciptakan seolah alam bawah sadar yang terselimuti kabut, meski perlahan menghilang — seperti suasana hari-hari saat ini yang kian terang benderang usai masa buram pandemi Covid-19.