LOBI POLITIK

Lobi Politik Mahasiswa Taklukkan Soeharto

CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 15:10 WIB
Unjuk rasa mahasiswa membuat Presiden Soeharto mundur dari jabatannya pada tahun 1998.
Politik Mahasiswa
Jakarta, CNN Indonesia -- JAKARTA – Unjuk rasa mahasiswa benar-benar membuat Presiden ketiga RISoeharto mundur dari jabatannya pada 1998. Namun, aksi tersebut ternyata bukan cara tunggal yang digunakan mahasiswa untuk menggulingkan Soeharto. Sejumlah lobi politik juga dilancarkan mahasiswa.Kepada Okezone, Aktivis 98, Sarbini, yang terlibat dalam pemakzulan Bapak Pembangunan itu mengisahkan lobi politik tersebut. “Kami (aktivis 98) menginap di Gedung MPR RI tiga hari. Mulai tanggal 18 Mei hingga 21 Mei 1998,” ujarnya.Saat itu, gelombang unjuk rasa Pemerintahan Soeharto semakin gencar. Mahasiswa turun ke jalanan. Sebagian di antaranya memenuhi halaman dan Gedung DPR RI. Bahkan, ada yang naik ke atap gedung tersebut.Sedangkan Sarbini dan sejumlah rekannya sibuk melobi MPR RI. Ia meminta MPR mendukung upaya mahasiswa menggulingkan Rezim Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun.“Kami menginap menemui Ketua MPR Harmoko. Saat itu, unjuk rasa masih berlangsung. Lalu kami berdikusi agar Sidang Istimewa digelar untuk meminta Soeharto mundur,” ujarnya, Rabu (21/5/2015).Harmoko ternyata takluk dengan lobi politik mahasiswa. Gelombang unjuk rasa yang semakin membesar ternyata membuat mantan wartawan itu tunduk pada mahasiswa. Ia setuju Sidang Istimewa MPR RI digelar.“Pada saat itu, Ketua MPR mengamini permintaan kita. Selama tiga hari mengingap, itulah puncak gerakan mahasiswa di MPR,” tutur Sarbini.Hasilnya, Jenderal Murah Senyum akhirnya memilih menanggalkan jabatannya. Ia digantikan Wakil Presiden, BJ Habibie, yang secara otomatis diangkat jadi presiden. Berikut potongan pidato pengunduran diri Soeharto:“Dengan memperhatikan keadaaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945. Setelah sungguh-sungguh memperhatikan pandangan Pimpinan MPR dan Pimpinan Fraksi-Fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, Kamis 21 Mei 1998.”

REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER