Refleksi Keindahan Pluralisme di Nusantara

Azimil Gani Alam | CNN Indonesia
Minggu, 31 Jan 2016 08:58 WIB
Indonesia adalah bangsa yang menerima perbedaan dengan bijak, bahkan sejak dulu kala. Jadi, buat apa ribut?
Peringatan hari toleransi di Jakarta, beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Seongbuk-gu, CNN Indonesia -- Dunia boleh berteriak-teriak perdamaian, hak asasi manusia, kerukunan umat beragama, perbedaan kulit, suku dan ras. Tapi Indonesia biasanya hanya menyaksikan dengan khidmat. Bukan acuh, namun itu pertanda bahwa di Indonesia semua itu sudah lama ada.

Semua itu melekat tanpa sadar sebagai bangsa Indonesia. Jangankan menerima perbedaan yang sudah ada. Sejarah juga mengakui bahwa seluruh suku di nusantara selalu mengakui dan menerima segala perbedaan yang dimiliki tamu mereka yang datang, sekalipun hendak menetap menjadi bagian nusantara.

Walau artefak dan seluruh jejak peradaban bangsa indonesia hanya sedikit adanya, tapi garis merahnya sama. Indonesia adalah bangsa yang dinamis akan perubahan demi kebaikan kelangsungan peradabannya. Masuknya agama Hindu sebagai pengaruh perdagangan dengan tanah India, ini adalah satu dari awal mula bahwa Indonesia adalah bangsa yang ‘haus ingin tahu’ terhadap kekayaan budaya lain.

Padahal, munculnya agama Hindu ribuan tahun silam hanyalah dari perkembangan budaya orang–orang Hindustan dan orang nusantara tak pernah ikut dalam permulaannya. Tapi selang sekian ratus tahun saja, agama Buddha masuk dengan lenggangnya lewat perdagangan hingga menjadi pedoman agama kerajaan kerajaan berpengaruh besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit.

Tapi, persamaan agama juga bukan menjadikan kelemahan orang nusantara untuk dapat mudah takluk. Hal ini terbukti oleh Majapahit yang berhasil menyerang balik tentara penakluk dari Dinasti Yuan dari Tanah Tiongkok yang juga menganut Ajaran Buddha.

Selang sekian tahun saja, entah kemana Majapahit, orang orang Nusantara di sudut yang lain sedang berkontak mesra dengan mereka para pedagang dari Gujarat dan pedagang Arab berbudaya Islam, dari mulai hubungan ekonomi melanjut hubungan sosial dan budaya hingga merasuk ke dalam hubungan agama. Kuatnya budaya Islam dapat melekat bisa terukur oleh lamanya keberadaan Kerajaan Aceh sebagai sahabat jauh kerajaan Turki Ottoman.

Ini pula bukti bahwa bangsa nusantara adalah bangsa yang mudah berubah dalam waktu selang ratusan atau bahkan puluhan tahun, berbeda dengan Tiongkok, Jazirah Arab dan India yang bisa dibilang konsisten memeluk dan menganut kebudayaan dan agama yang sejak lama hingga kini adalah ‘itu–itu’ saja.

Walau demikian, perlu diakui pola itu tak berlaku bagi tamu selanjutnya. Masuknya budaya Eropa yang sedang memiliki tujuan represif demi kepuasan ekonomi kerajaan–kerajaan asalnya tak menggoyahkan budaya nusantara secara signifikan. Walau sebagian kecil memang berubah pada gaya dan cara hidup.

Tapi mari kembali ke garis merahnya. Bahwasanya Indonesia akan selalu menerima mereka yang masuk dengan ramah dan menjadikan mereka sebagai bagian Indonesia itu sendiri. Dan ingat, dari titik ini pula kata kata ‘Indonesia kaya akan budaya’ tercipta yang disebabkan oleh sifat yang mudah menyambut budaya asing hingga mengumpulkan banyak budaya sehingga menjadikan sekian banyak asimilasi budaya menjadi baru sebagai khas budaya Indonesia.

Kehidupan paska kemerdekaan berlangsung dinamis dengan berbedanya alam politik, sosial dan budaya oleh tiap pemimpin–pemimpinnya. Mereka etnis non-nusantara tetap mengisi kehidupan Indonesia layaknya etnis nusantara pula. Membantu dan mengisi kemerdekaan dengan turut serta melangsungkan tiap nafas kehidupan politik, ekonomi, dan budaya bangsa.

Mereka pula seiring berjalannya waktu semakin mengakui bahwa mereka adalah Indonesia itu sendiri, yang juga merasakan pahitnya meraih kemerdekaan, tak peduli mereka adalah etnis Tionghoa, Arab, Eropa, atau bahkan India.

Semua berhasil berbaur dan saling mengakui bahwa pendahulu mereka juga turut serta dalam kemerdekaan. Mereka yang merasa asli nusantara pun enggan menanggapi dan tak pernah mempermasalahkan karena itulah sifat aslinya, menyenangi tamu yang datang dengan baik–baik untuk hidup bersama.

Walau patut diakui pula bahwa pada kesempatan dan suatu kejadian, seringkali diadakan hanya untuk kelas dan suku tertentu. Tapi harus diingat ternyata bertujuan untuk silaturahim semata yang didasari landasan ‘sesama’.

Beberapa tragedi konflik juga harus diakui bahwa memang terjadi di bumi pertiwi. Tak hanya sekali, bahkan bersebab dari perbedaan yang sudah sejak dahulu ada. Dari mulai yang diawali program transmigrasi pemerintah atau bukan akibat pemerintah, yang mana mereka sendiri yaitu para pelaku konflik sudah sejak lama hidup bersebelahan. Tapi akar permasalahannya hanyalah satu bahwa ternyata negara tidak hadir dalam edukasi tentang apa arti perbedaan serta fungsi dan manfaatnya.

Indonesia perlahan berubah, tapi Indonesia tidak hilang. Indonesia yang dahulu mengagung-agungkan budaya asli yang banyak penuh kebanggaan kini hidup di era modern, semakin melihat dunia luar yang semakin banyak lagi keragaman yang tak mereka miliki.

Akibatnya, Indonesia di tiap–tiap individunya semakin mudah tertarik dan tenggelam juga ke dalam kebudayaan–kebudayaan asing. Indonesia bahkan bisa mengajarkan dunia bahwa perbedaan bukanlah tembok palang pada kehidupan berkebangsaan.

Saat Jepang sedang sibuk tidak suka pada pemenang kontes puteri Jepang yang merupakan warga keturunan, orang Indonesia tak pernah mempersoalkan sekian banyak tiap tahunnya bila pemenang berasal dari etnis keturunan pada ajang yang serupa.

Saat orang Korea sibuk menyisihkan mana untuk orang asing dan orang lokal, orang Indonesia malah sibuk mengundang orang asing untuk menikmati indahnya alam Indonesia tanpa batasan syarat bangsa dengan pembebasan visa pada sekian banyak negara.

Saat orang Amerika sibuk mempermasalahkan isu untuk mengidentitaskan khusus pada mereka para minoritas, Indonesia justru sibuk melindungi aktivitas-aktivitas minoritasnya.

Meski Indonesia adalah negara berpopulasi keempat terbanyak sedikit sekali jumlah para eksodus asal tanah air dibanding negara lain berpopulasi eksodus besar namun populasi negara asalnya di bawah Indonesia.

Namun, kita bisa tarik satu kesamaan bahwa individu indonesia yang ada di bumi nusantara maupun di mancanegara. Kehidupan individu–individu nusantara ternyata bagai air, menguap lalu turun jadi hujan lalu kemudian kembali jadi awan dan tak akan pernah hilang. Ketahuilah, air bisa berubah fisik menjadi apapun tapi wujud asalnya tetap sama walau menjalani hidup terus mengalir pada rintangan di manapun entah gunung, sungai, muara dan lautan.

Akhir kata, kita bisa intisarikan apa yang bangsa Indonesia dapat ajarkan kepada dunia, keberagaman adalah anugerah suatu bangsa yang pantang tuk diseragamkan karena keberagaman dapat saling mendukung dan membantu sebagian kaum bangsa tersebut tuk melengkapi hingga menguatkan. Hak individu justru tidaklah perlu disamaratakan karena sesungguhnya kebutuhan pokok suatu individu kerap memiliki perbedaan oleh kemudian perbedaan melahirkan sesuatu yang baru dan lebih berguna.

Mereka yang datang tetap bisa menjadi bagian, dengan syarat untuk turut konsisten menjaga perdamaian dan keberadaan umat Nusantara. Tak ada yang menyuruh dan memaksa Indonesia untuk memiliki keberagaman sebesar ini, namun perbedaan yang dimiliki Indonesia adalah suatu kelebihan orang nusantara akan kehidupan yang penuh perdamaian dalam menerima pendatang, ini yang menciptakan buah hasil pluralisme khas nusantara.

Tulisan ini dibuat sebagai refleksi kembali kita orang Indonesia agar kembali melihat ke belakang untuk kebaikan dan perdamaian pada perbedaan nusantara di masa depan. Sejatinya, kedamaian pluralisme dapat berdampak positif bagi kebaikan kelangsungan kondisi politik, ekonomi dan budaya Indonesia.

Tapi daripada itu, kita orang nusantara sekiranya harus mengingat kembali keindahan lokal ratusan tahun lalu yang membuat nusantara mudah menerima budaya baik dari asing namun kini telah hilang...

Itu senyum orang–orang nusantara yang melekat di setiap waktu, di setiap kehidupannya. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER