KPK

Suami Istri Penghuni Tahanan Korupsi

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2014 11:32 WIB
Kasus korupsi di lingkungan keluarga menjadi fenomena baru, setelah KPK menambah jumlah tahanan pasangan suami istri menjadi tiga pasang
Bupati Karawang Ade Swara
Jakarta, CNN Indonesia --
Selasa pagi (5/8/2014) Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan menjadi saksi bisu untuk ketiga kalinya mengurung pasangan suami istri.

Kedatangan Bupati Karawang Ade Swara ke Gedung KPK, Jalan Rasuna Said Kavling C1 dengan rompi oranye menjadi pertanda adanya agenda pemeriksaan atas status tersangka Ade dalam kasus dugaan suap pembangunan properti di wilayah Kabupaten Karawang. Tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan wartawan, Ade hanya menyatakan jika dirinya sehat. “Baik,baik,” kata Ade saat turun dari mobil tahanan KPK menuju lobi gedung KPK, dengan tak lupa melambaikan tangan ke arah wartawan.

Beberapa saat sebelum kedatangan Ade dari Rutan KPK Kavling C1, Istri sang Bupati Karawang Nurlatifah telah masuk lebih dulu ke Gedung KPK yang ditahan di Rutan KPK cabang Guntur dengan status yang sama sebagai tersangka komisi antirasuah. Mengenakan kerudung hitam dan rompi oranye KPK, Nurlatifah langsung turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KPK menetapkan Ade bersama istri setelah menangkap pasangan itu dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK setelah sebelumnya mereka ditangkap penyidik pada KPK Jumat (17/6) dini hari. Keduanya diduga memeras PT Tatar Kertabumi yang merupakan anak perusahaan PT Agung Podomoro Land.

"Yang bersangkutan melakukan pemerasan terhadap PT Tatar Kertabumi, " ungkap Ketua KPK Abraham Samad yang memberikan keterangan sehari setelah penangkangkapan di Gedung KPK (17/7/2014).

Abraham mengatakan pemerasan yang diduga dilakukan Ade terkait izin penerbitan surat permohonan pemanfaatan tata ruang guna pembangunan mal di Karawang. Ade memerintahkan istrinya yang juga anggota DPRD Karawang untuk menerima uang dari perusahaan tersebut.

“Uang itu diambil oleh adik NLF. Uang yang diambil dari perusahaan itu, jumlahnya USD 424.349, yang terdiri dari pecahan USD 100 sebanyak 4.230 lembar, kemudian pecahan USD 20 sebanyak 20 lembar, pecahan USD 5 sebanyak 1 lembar dan USD 1 sebanyak 4 lembar." Abraham.

Tatar Kertabumi mengajukan permohonan penerbitan surat persetujuan pemanfaatan ruang (SPPPR) untuk pendirian sebuah mall di Karawang. Penangkapan terjadi setelah pihak Tatar Kertabumi menukarkan uang di money changer di sebuah mal di Karawang.

Penangkapan pasangan suami istri oleh KPK menjadi kali yang ketiga, setelah sebelumnya KPK menangkap sekaligus menahan mantan kader Partai Demokrat, Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyuni. Keduanya kini sudah divonis dalam kasus yang berbeda, yaitu Nazaruddin untuk kasus Wisma Atlet dan Neneng dalam kasus Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Selanjutnya KPK menjadikan Wali Kota Palembang, Romi Herton dan istri, Masyitoh sebagai tersangka kasus suap sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) di Mahkamah Konstitusi (MK) dan kesaksian palsu dalam persidangan Akil Mochtar. 10 Juli 2014 mereka juga sudah ditahan.  Romi dan Masyitoh ditahan usai diperiksa hampir delapan jam. Pasangan suami istri itu ditahan di dua tempat terpisah. Romi mendekam di rumah tahanan KPK cabang POM DAM Jaya, Guntur, Jakarta Selatan, sementara Masyito dibui di Rumah Tahanan Kelas I Cipinang cabang KPK.

Pelaku koruspi, menurut Abraham dalam pernyataanya sudah tidak lagi menghiraukan nama baik keluarga. Jika dahulu korupsi menyasar birokrasi dan perusahaan, saat ini model korupsi dalam lingkaran sedarah atau sejoli menjadi fenomena baru.

"Ini peristiwa ketiga suami-istri dan memperlihatkan kepada kita betapa menyedihkannya ada sesuatu yang menurut hemat kami terjadi di lingkup penyelenggara negara yang ke depannya harus terus memperbaiki sistem-sistem di sana, lebih memprihatinkan lagi korupsi dilakukan dalam kaitan keluarga," kata Abraham beberapa waktu lalu.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER