Jakarta, CNN Indonesia -- Pertarungan pemilihan presiden 2014 memasuki babak baru. Besok, Rabu (9/8) Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana sengketa Pemilu Presiden yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam rangkaian sidang yang berakhir pada 22 Agustus mendatang itu akan memastikan nasib kedua pasangan kandidat yang bertarung pada Pemilu Presiden 9 Juli lalu. Namun pada sidang gugatan yang terkait dengan kubu pemenang Pilpres yaitu Jokowi-Jusuf Kalla tersebut lebih kepada adanya perubahan “nasib” pada pasangan Prabowo-Hatta.
Selisih suara di antara kedua pasangan yang mencapai sekitar tujuh persen atau membuat hasil penghitungan suara KPU tidak bakal mengubah angka hasil Pilpres. Kondisi tersebut mengingat jumlah suara yang diklaim masih dimiliki Prabowo-Hatta berjumlah 2,7 juta suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan selisih suara yang signifikan yaitu berjumlah 8,4 juta suara tentunya berat bagi pasangan nomor urut satu itu untuk mengubah hasil Pilpres. Namun begitu kubu Prabowo-Hatta yang mengklaim merasa dirugikan oleh KPU tetap melayangkan gugatan ke MK.
"Bukannya tidak legowo, tapi kami ingin memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan," kata anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Andre Rosiade, di Jakarta, Selasa (5/8).
Menurut data yang Tim Prabowo-Hatta dapatkan, telah terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis dan besar selama gelaran Pilpres lalu. Andre mengaku pihaknya sudah melengkapi dan memiliki berkas C1 seluruh Indonesia. “Semua itu akan kami ungkapkan besok saat sidang di Mahkamah Konstitusi (MK)," ujar Andre.
Selain mengupayakan lewat jalur MK, kubu Prabowo-Hatta juga akan segera membentuk Panitia Khusus Pemilu Presiden di Dewan Perwakilan Rakyat. Pansus Pilpres akan berjalan segera setelah masa sidang DPR dibuka pada 15 Agustus.
Sebagai pihak yang terkait dalam sengketa Pilpres, kubu Jokowi-Jusuf Kalla meyakini
Prabowo-Hatta nantinya bakalan lapang dada menerima apa pun keputusan MK.
Ketua Tim Advokasi Nasional Jokowi-JK, Ahmad Rifai, memperkirakan Prabowo-Hatta sebenarnya siap jika kalah di MK. Menurut dia, tujuannya sekarang melakukan gugatan hanya untuk mempertahankan konstituennya.
“Selayaknya orang bertanding, pasti siap menang dan kalah, namun dalam pasti tidak mau kalah dengan mudah dan melakukan berbagai cara sampai semaksimal mungkin,” ujar Rifai kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/8).
Mengenai akan adanya pengarahan ribuan orang oleh pihak Prabowo untuk mengepung MK besok, Ketua Rumah Koalisi Indonesia Hebat (RKIH) Kris Budihardjo mempersilakan saja. “Tapi untuk pengarahan massa ke MK kita tidak akan melakukan hal tersebut,” ujarnya.