Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas di Kampung Deret, Petogogan, Jakarta, berjalan sebagaimana biasa. Siang ini, warga Kampung Deret akan ikut dalam riuh rendah mengarak Presiden baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Kampung Deret merupakan salah satu realisasi program Jokowi semasa menjadi orang nomor satu di Jakarta. Program ini mengubah kawasan kumuh menjadi kawasan layak huni. Jalan Wijaya 1, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, adalah salah satu kawasan yang disulap menjadi layak huni dan teratur.
Jalan Wijaya 1 sebelumnya merupakan kawasan kumuh padat penduduk dengan populasi mencapai 100 kepala keluarga dalam satu RT. "Rumah-rumah di sini dahulu bentuknya bedeng, satu rumah bisa hingga tiga KK," tutur Dwi, Wakil Ketua RT 12 RW 05, Kampung Deret, Petogogan, kepada CNN Indonesia, Senin (20/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 1983, kawasan ini sempat terbakar habis yang membuat warga mendirikan rumah seadanya dari kayu triplek dan seng. Tak ada sedikit pun perhatian dari pemerintah masa itu. Dwi menceritakan, warga RW 05 kerap kali mengajukan permohonan pengembangan masyarakat, namun tak digubris. "Tahun 2004 kami pernah ikut sayembara desain pengembangan kampung seperti PNPM dan PPMK, tapi tidak ada kabar lebih lanjut," tuturnya.
Secercah harapan muncul di awal tahun 2013 ketika Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta. Warga Wijaya 1 kedatangan tamu istimewa ketika Jokowi melihat langsung kondisi kampung kumuh tersebut pada Maret 2013.
Jokowi kala itu sangat terperanjat menyaksikan kondisi permukiman warga. Presiden yang baru saja dilantik itu melongok ke dalam kamar mandi umum di pinggir kali kecil yang sekaligus menjadi sumber air bagi setiap aktivitas warga seperti memasak, buang air, mencuci, dan lainnya. "Pak Jokowi sampai bilang daerah ini tidak layak," ujar Dwi.
Beberapa bulan berselang setelah kedatangan mantan Wali Kota Solo, Dinas Perumahan Jakarta menyambangi Petogogan untuk mensosialisasikan renovasi kawasan itu. Sebuah kabar baik yang telah lama dinanti warga. Mereka semakin bersorak ketika tahu bahwa konsep renovasi menggunakan desain yang sempat dikirim dalam sayembara tahun 2004.
Meski sempat diwarnai polemik kepemilikan dan pembagian rumah, pembangunan Kampung Deret disambut baik seluruh warga. Renovasi rampung Mei 2014. Sejak itu, wajah kumuh bedeng-bedeng milik warga berganti rupa menjadi rumah permanen bergaya minimalis dengan sentuhan atap khas Betawi.
Kawasan tersebut kini sudah berjejer rapi dan tak lagi sepadat sebelumnya. Satu rumah kini hanya dihuni satu KK. Tak ada lagi rutinitas berebut kamar mandi umum karena tiap rumah telah dilengkapi satu kamar mandi.
Tamu istimewa yang muncul di kawasan kumuh Wijaya 1 kini telah dilantik menjadi Presiden Indonesia periode 2014-2019. Warga petogogan berencana ikut berbaur dalam Pesta Rakyat yang dihelat. "Rencananya kami memang ingin ikutan arak-arakan, tapi setelah anak-anak pulang sekolah," ujar Dwi.
Seperti warga di seluruh Indonesia lainnya, warga Kampung Deret punya sejuta harapan untuk sang presiden baru. Warga mengharapkan Jokowi masih peduli terhadap kondisi masyarakat bawah. Mereka juga akan menagih janji Jokowi, membuat negeri ini sejahtera. "Kalau bisa, Pak Jokowi datang ke sini lagi, lihat-lihat lagi, barangkali ngasih bantuan dana tambahan," ujar Eno, warga Kampung Deret.