Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengundurkan diri dari bursa calon Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019. Hidayat menegaskan, keputusan ini diambil demi menjaga keutuhan dan soliditas partai berlambang pohon beringin tersebut. "Bukan kalah sebelum bertanding atau takut bersaing dengan kandidat lain seperti Pak ARB (Abu Rizal Bakrie). Keputusan mundur ini lebih untuk menjaga keutuhan dan soliditas partai," tutur Hidayat di Bali, Minggu (30/11).
Keputusan untuk mundur, Hidayat bilang, didasari pula oleh besarnya dukungan kepada ARB dari sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang tercermin dalam putusan Rapimnas Partai Golkar di Yogyakarta. Berangkat dari hal tersebut, Hidayat pun tak mempermasalahkan Ical, panggilan akrab ARB untuk maju kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 5 tahun kedepan.
"Kalau mementingkan ego dan pribadi untuk meraih kekuasaan belaka, saya yakin akan terjadi perpecahan di tubuh partai seperti dulu saya menjabat Ketua REI dan Kadin. Saya mundur karena memang Pak Ical masih diharapkan memimpin Golkar kedepan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mundur, Hidayat berharap pelaksanaan Munas IX Partai Golkar di Bali bisa berjalan adil, sehat dan demokratis. Ini dimaksudkan agar para Kandidat yang bertarung tetap menjunjung martabat dan harga diri partai. Adapun harapan itu juga dimaksudkan untuk menghindari perpecahan internal partai dengan terbentuknya partai-partai baru seperti kejadian yang ada selepas pelaksanaan Munas. "Cukup sudah partai-partai seperti PKPI, Hanura, Gerindra dan Nadem yang muncul pasca Munas. Justru Munas ini diharapkan menjadi momentum untuk para kader bersatu," tukas Hidayat.
Pasca kemundurannya dari bursa Ketum Partai Golkar, Hidayat diketahui bergabung di barisan Ical dan menjadi salah satu juru pemenangannya di Munas Partai Golkar.