Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mengeluarkan
travel warning mengingatkan keamanan bagi warganya, terutama di Surabaya, Jawa Timur. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyebut,
travel warning terkait bahaya perkembangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
"Itu kaitannya sama kegiatan ISIS, maka dalam rumusan analisa ancaman kewaspadaan terhadap ISIS masih mengemuka," ujar Hendropriyono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/1).
Menurut Hendropriyono,
travel warning bukan datang dari AS saja. Tetapi dari dalam negeri sudah bisa dilihat bahwa mulai ada warga negara yang terpengaruh dan terbawa dalam arus perkembangan ISIS. "Kita lihat dan tahu sendiri, bukan karena ada warning dari negara-negara asing," kata Hendro.
Untuk itu, langkah antisipasi perlu diambil. Salah satunya dengan berpegang teguh pada konstitusi dan undang-undang dalam memproses warga negara yang terlibat dengan kegiatan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut Hendro, seluruh komponen bangsa harus saling membina dan menyadarkan, terutama umat muslim. Umat beragama diminta agar tidak sampai terjebak dalam adu domba dan dimanfaatkan pihak lain untuk kepentingan tertentu.
"Yang kami tahu dan harus selalu pegang teguh adalah ancaman itu berbahaya terhadap bangsa. Karena kami anggap berbahaya, maka kami harus ambil langkah mencegah ancaman yang potensial menjadi ancaman nyata," ujarnya.
Sebagaimana dilansir melalui laman situs resminya, Sabtu lalu (3/1), Kedutaan Besar AS telah memperingatkan keamanan bagi warganya di Surabaya. AS menyadari ada potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank AS di Surabaya sehingga merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas yang berafiliasi dengan AS.
Meskipun tak menjelaskan alasan secara detil, Kedutaan menyarankan semua warga AS yang berada di Surabaya maupun di luar Surabaya untuk mendaftarkan nomor ponsel ke 99388 sehingga bisa mendapatkan peringatan dini dari Kedubes soal ada ancaman keamanan.
(rdk/sip)