Jakarta, CNN Indonesia -- Selepas penetapan tersangka calon Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Budi Gunawan, serangan muncul terhadap sosok Ketua KPK Abraham Samad. Tepatnya pada Rabu (14/1) pukul 05.13 WIB, sebuah surat elektronik yang berlampirkan tujuh foto yang memuat adegan mesra satu pasangan berlainan jenis menyebar kepada awak media, termasuk ke dalam kotak surat elektronik CNN Indonesia. Pengirimnya tercatat Andini Wijayanti dengan akun surel:
[email protected].
Lantaran dinilai terdapat kemiripan paras, seorang lelaki dalam ketujuh foto itu lantas dikaitkan dengan sosok Abraham Samad. Sedangkan sang perempuan yang mengenakan kaos lengan pendek warna hitam diduga memiliki kemiripan dengan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira.
Berdasar penelusuran tim IT CNN Indonesia dari metadata yang bisa terungkap, foto itu diketahui sempat mengalami rekayasa sekitar pukul 03.13 WIB. Itu artinya si perekayasa foto punya dua jam jeda mulai dari selesai melakukan edit foto hingga menyebarkannya ke banyak surat elektronik.
Rekayasa foto, masih berdasarkan meta data, digunakan si pembuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS3. “Ini dipastikan fotonya sudah diedit,” kata salah seorang anggota tim IT yang meneliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lantaran foto yang disebarluaskan ini merupakan gabungan foto dari hasil rekayasa, maka tetap sulit untuk kemudian mengambil kesimpulan foto ini asli atau palsu. “Sebab metadata foto aslinya sudah tergantikan oleh metadata yang baru,” kata anggota lainnya.
Sementara itu sebelumnya, CNN Indonesia mencoba meminta seniman foto Yohanes Paganda Halasan Harahap yang akrab dipanggil Agan Harahap, melakukan kurasi terhadap foto yang kini sudah tersebar luas itu. Dalam pandangan subjektifnya foto yang tersebar sonder rekayasa.
Namun meski demikian, ia menyangsikan orang yang ada di foto tersebut adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. "Secara teknis foto tersebut benar. Sebab logikanya sangat sulit untuk mengedit dua foto dengan resolusi rendah," kata dia saat dihubungi. Sebagai praktisi seni yang kerap melakukan manipulasi foto, dia mengatakan susah untuk merekayasa foto yang memiliki kualitas pixel rendah.
Kesimpulan itu dia disampaikan setelah menganalisa hasil foto dan memperbesar ukuran foto. "Untuk pembuktian lebih lanjut, butuh file aslinya dulu," kata dia menjelaskan.
Pada kesempatan lain, CNN Indonesia meminta juga pendapat dari pakar penyelidikan digital Agung Harsoyo dari Institut Teknologi Bandung. Menurutnya, terlalu dini untuk mengatakan asli-palsu terhadap foto yang kini sudah luas beredar.
Setidaknya, ada tiga tahap panjang yang harus dilakukan untuk mengungkap keaslian dan siapa penyebar foto tersebut. Pertama, pihak berwenang harus melakukan pelacakan pada tahap jaringan internet untuk mengetahui pengunggah atau pengirim pertama gambar itu.
saat foto asli sudah didapat, maka tahap selanjutnya adalah meneliti metadata dari foto tersebut. Tahap terakhir untuk membuktikan keaslian foto adalah meneliti hal-hal yang terlihat pada foto tersebut. Di sini, para peneliti akan melihat kontras warna, pantulan cahaya, jumlah pixel, hingga keserasian warna.
(sip)