Pengamat: Waspadai Indikasi Terorisme dalam Ledakan Bom Depok

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Senin, 23 Feb 2015 22:22 WIB
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan adanya kemungkinan terorisme dalam ledakan bom yang terjadi di pusat perbelanjaan di Depok, pada Senin (23/2) malam.
Polisi berjaga di sekitar lokasi penangkapan terduga teroris berinisial DK di Dukuh Gambiran RT 02 RW 14, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (23/12) malam. (AntaraFoto/Maulana Surya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan terdapat indikasi terorisme dalam ledakan bom yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Depok, Jawa Barat, pada Senin (23/2) sore tadi. Indikasi teror dapat terlihat dari identifikasi tindak pidana yang bersifat indiskriminan dan berdampak atas meluasnya rasa takut. 

"Ada identifikasi tindak pidana yang sifatnya indiskriminan dan menyebabkan rasa takut meluas. Kelompok yang melakukan ledakan ini ingin supaya coverage-nya gegap gempita dan memberikan rasa puas atas operasi atau target mereka," kata Al Chaidar saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (23/2) malam.

Ledakan tersebut terjadi pada pukul 18.00 WIB dan diduga berasal dari benda mencurigakan yang terletak di sebuah kamar mandi di lantai dua, tak jauh dari tempat bermain anak-anak di pusat perbelanjaan tersebut. Komando Distrik Militer 0508 Depok mengonfirmasi ledakan tidak terlalu besar dan sejauh ini tidak ada korban luka serta korban jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski tidak ada korban jiwa, setiap orang yang sudah berpengalaman dalam kasus penyerangan akan tahu serangan sekecil apapun merupakan credit point bagi sisi pengalaman mereka," kata dia menegaskan.

Al Chaidar juga mengatakan ada kemungkinan kelompok yang terlibat dalam aksi peledakan di sebuah mall tersebut berasal dari kelompok terorisme yang masih berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

"Tidak terlalu dini untuk mengatakan ada keterkaitan dengan kelompok Abu Roban dan Abu Wardah yang masih berafiliasi dengan ISIS," kata dia.

Kelompok teroris afiliasi ISIS, kata Al Chaidar, memiliki karakteristik seperti menggunakan daya ledak rendah dan keahlian yang rendah juga, berbeda dengan kelompok terorisme Al Qaedah, yang lebih terlatih dan terfokus pada barat dan sekutu.

"Karakteristik ini memperlihatkan mereka tidak begitu berpengalaman. Serangan hanya dilandasi semangat intoleransi. Sasaran serang mereka yakni pusat perbelanjaan, polisi, tempat ibadah dan mereka menghindari berhadapan langsung dengan tentara," kata dia.

Sementara itu, pengamat terorisme lainnya dan juga mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan saat ini sudah ada perubahan aksi teror di Indonesia. Dahulu, aksi teror lebih terfokus pada kubu barat dan sekutu. Sekarang, katanya, kelompok terorisme memiliki kegiatan baru, yakni ISIS.

"Kuantitasnya teror di Indonesia sudah lebih berkurang karena sedang ada mainan baru, ISIS," ujar dia menjelaskan. (utd)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER