Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi kejahatan yang saat ini marak dilakukan para begal di beberapa daerah di DKI Jakarta semakin membuat warga resah. Hal tersebut diperparah dengan aksi para begal yang tak sungkan untuk melukai para korbannya.
Seakan tak mau kalah beringas dengan para begal, masyarakatpun sekarang membalas aksi dengan melakukan pembakaran terhadap para begal yang berhasil mereka tangkap. Kriminolog dari Universitas Indonesia Erlangga Masdiana menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk stres sosial yang dialami warga.
"Ada sesuatu hal krusial yang menyebabkan para warga melakukan pembakaran tersebut," ujar Erlangga saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa malam (24/2). Erlangga mengungkapkan aksi para begal tersebut sudah memunculkan rasa takut yang luar biasa pada diri masyarakat. Apalagi, kata Erlangga, media massa tak henti membesar-besarkan isu tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begal ini tindakan kejahatan yang menakutkan bagi warga. Pada akhirnya tindakan para begal tersebut selain menakutkan juga menimbulkan rasa kebencian yang luar biasa di diri masyarakat," kata Erlangga.
Problem utama dari aksi para begal ini adalah para pelaku sulit untuk ditangkap karena pergerakan mereka yang kadang bergerombol dan bergerak sangat cepat. Akhirnya para wargapun langsung melakukan aksi main hakim sendiri saat berhasil menangkap sejumlah begal di lingkungan tempat mereka tinggal.
Erlangga mengatakan ada dua kunci stres sosial yang bisa dialami warga saat menghadapi para begal. Pertama, para warga melakukan aksi yang cenderung agresif ketika bertemu atau berhasil menangkap para begal. Aksi ini, ujar Erlangga, bisa berujung pada aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga.
"Yang dilakukan warga adalah menghakimi sendiri," ujarnya singkat. Sementara kunci kedua adalah menarik diri. Ini berarti para warga tidak mau ikut campur dalam segala hal yang berkaitan dengan para begal, mereka lebih memilih untuk menarik diri.
Aksi para begal tersebut sebenarnya sudah marak sejak beberapa bulan lalu, terutama yang terjadi di daerah Tangerang Selatan atau Depok. Salah satunya terjadi di Jalan Raya Citayam, Bojong Pondok Terong, Cipayung, Jumat (13/2) dini hari.
Berdasarkan laporan yang diterima Polresta Depok, korban dipepet dua orang bersepeda motor dan langsung ditodong dengan pistol. Tanpa perlawanan, motor serta uang dalam tas juga hilang diambil para pelaku. Sementara itu, dalam aksi begal yang terjadi di Kemayoran, Jakarta Pusat, aksi pepet motor terjadi pada Senin (23/2) malam. Namun, kedua pelaku berhasil dikejar oleh tukang ojek dan dibawa ke Mapolsek Metro Kemayoran.
Sementara untuk aksi pembakaran begal terjadi di daerah Pondok Aren Selasa dini hari (24/2). Empat orang begal berusaha menghentikan motor yang mereka incar tapi gagal setelah mendapat perlawanan dan membuat salah satu dari empat begal tersebut jatuh dari motornya. Begal yang jatuh tersebut pun akhirnya dipukuli warga dan berujung pembakaran oleh warga.
(utd)