Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada yang menyangka api akan mengamuk membuat terbakarnya ratusan rumah di Jalan Sabeni dan Jati Bunder, Kebon Melati, Tanah Abang, Kamis (5/3) lalu. Si jago merah datang tiba-tiba di tengah sore hari yang cerah tepat pukul 17.00 WIB Kamis (5/3) lalu.
Tidak hanya kedatangannya yang tiba-tiba, api yang membakar kediaman 400 kepala keluarga di kawasan Tanah Abang itu juga memiliki bentuk yang besar. "Saking besarnya api, kebakaran sampai membakar RW 12 yang dipisahkan sungai Ciliwung dari sumber api di RW 14," ujar seorang warga yang menjadi korban kebakaran, Siti Zubaidah (31), kepada CNN Indonesia, Jumat (6/3).
Kobaran api, kata Zubaidah, datang dari sebuah warnet di atas kontrakan wilayah RW 14, Jalan Jati Bunder, Kebon Melati, Tanah Abang. Zubaidah yang memiliki tiga anak itu baru menyadari api semakin membesar ketika banyak warga yang berteriak mengabarkan kebakaran terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebakaran, Kebakaran! saya dengar orang-orang teriak. Waktu kejadian saya baru selesai memberi anak-anak makan sambil nonton tv. Waktu keluar rumah sudah ada banyak asap mengepul dari RW sebelah. Tapi pikir saya waktu itu tidak akan kena api karena ada sungai," tutur Zubaidah.
Wanita asal Purbalingga, Jawa Tengah, itu sama sekali tidak menyangka api akan sampai ke lokasi rumahnya yang berjarak 8 meter dari RW muasal api. Apalagi, sebuah sungai dengan lebar sekitar 3 meter memisahkan permukiman warga di RW 14 dan 12 di kawasan Kebon Melati tersebut.
"Akhirnya saya kumpulin anak-anak dan mengamankan surat-surat penting, kemudian langsung menjauh dari rumah. Eh, beberapa lama kemudian dapat kabar api sudah sampai rumah dan membakar habis lantai atas rumah saya," lanjut Zubaidah bercerita.
Kediaman Zubaidah yang memiliki usaha isi ulang galon air minum itu saat ini telah habis terbakar di bagian atas. Beruntung, lokasi usaha Zubaidah di bagian bawah rumah tidak ikut terbakar ganasnya api saat kejadian berlangsung.
"Rumah saya sudah habis di bagian atas, tinggal tembok. Saya tidak tahu akan mengungsi sampai kapan," kata Zubaidah singkat.
Kesempatan dalam MusibahSaat api mulai membakar ratusan rumah warga Kamis (5/3) lalu, masih ada saja pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang mengambil kesempatan untuk melakukan tindakan kriminal. Zubaidah menuturkan ketika kebakaran berlangsung banyak warga yang berbondong-bondong menjarah barang-barang dari beberapa rumah. Bahkan, barang-barang dagangan yang dimiliki ibu mertua Zubaidah ikut habis dijarah pihak-pihak tidak bertanggungjawab itu.
"Dagangan ibu mertua saya habis dijarah. Padahal jajanan-jajanan pasar baru dibeli siangnya. Warga juga banyak yang kehilangan motor, televisi, pokoknya habis semua. Ya Allah, orang lagi susah masih saja dimalingin," kata Zubaidah dengan nada lirih dan meninggi.
Dagangan ibu mertua saya habis dijarah. Ya Allah, orang lagi susah masih saja dimalingin.Zubaidah, korban kebakaran Tanah Abang |
Sejak adanya laporan barang yang hilang di beberapa rumah, warga di sekitar lokasi kejadianpun langsung memperketat penjagaan. Beberapa pemuda, ujarnya, mulai menjaga arus keluar-masuk orang ke lokasi kejadian sejak Kamis (5/3) malam.
"Pokoknya, jika ada orang yang dikenali bukan warga setempat tidak akan dibiarkan masuk oleh pemuda, kecuali wartawan. Itu pun akan diawasi oleh para pemuda," ujar Zubaidah.
Saat ini, Zubaidah, suami beserta ketiga anaknya yang masih berumur kurang dari 10 tahun mau tidak mau harus menghabiskan malam di lokasi pengungsian di sebuah lapangan futsal di Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang. Wanita dengan postur tubuh kurus itu mengatakan mereka akan segera kembali ke rumah walaupun tidak ada satu barang pun yang tersisa disana.
"Nanti kami akan kumpulkan uang dulu, lah, untuk membangun rumah lagi. Kami pasti segera pulang, yang terpenting kumpul dulu sama keluarga di rumah. Mungkin nanti kami akan bangun terpal sementara buat berteduh di rumah," ujar Zubaidah.
Keteguhan hati Zubaidah dalam menghadapi musibah kebakaran Kamis (5/3) lalu diikuti dengan munculnya harapan akan datangnya bantuan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam beberapa waktu ke depan. Zubaidah, bersama 1.800 warga yang menjadi korban kebakaran di Tanah Abang, berharap Pemda DKI Jakarta dapat memberikan bantuan untuk biaya pembangunan rumah tinggal mereka nantinya.
(utd)