Politisi Partai Gerindra Haryanto Taslam dikabarkan masih terbaring koma di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur. Sejak Jumat (13/3) kemarin, ia mengalami kritis setelah kedapatan jatuh di kamar mandinya.
"Masih bertahan, tadi keluarga bilang Pak Taslam sudah tidak bergerak, mungkin semacam mati suri, cuman kemudian jantungnya kembali berdetak. Sekarang beliau koma, mudah-mudahan membaik," ujar sahabat dari Taslam, Eros Djarot saat dikonfirmasi CNN Indonesia, Sabtu (14/3).
Sebelumnya, Taslam dikabarkan tengah meninggal dunia pada pukul 10.03 WIB. Namun, kabar ini kemudian diralat oleh sahabat Taslam yang juga merupakan seniman itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haryanto Taslam merupakan salah satu dari sekian aktivis yang diculik selama periode 1997/1998 oleh Tim Mawar, sebuah tim kecil dari kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV TNI Angkatan Darat. Ia menjadi loyalis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang saat itu dianggap musuh pada masa pemerintahan Orde Baru karena mengusung politik pro-demokrasi.
Saat Taslam dibebaskan pada 17 April 1998, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pun meminta dirinya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa penghilangan paksa tersebut. Namun, Taslam ternyata lebih memilih untuk tertutup dan tidak banyak bicara, termasuk kepada awak media.
Taslam bergabung dengan PDI Perjuangan pada tahun 2009. Di partai berlambang kepala banteng tersebut, ia sempat menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PDIP. Namun, Taslam kemudian pindah ke Partai Gerindra dan sempat menjadi caleg partai yang diketuai oleh Prabowo Subianto tersebut.
Di mata para kader Gerindra, sosok Taslam cukup menonjol karena memiliki idealisme yang kuat. Ia juga dinilai pemerhati masyarakat.
"(Pak Taslam) selalu berpesan 'pengurus bangun kerjasama, jangan sampai berkonflik dan minta agar jadi partai demokratis. Saya ini menyerap organisatorisnya beliau," ujar politisi Gerindra Ahmad Riza Patria saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (14/3).