Pemerintah akan Lepas Dua Pasang Owa Jawa

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2015 13:59 WIB
Pemerintah berencana melepasliarkan Owa Jawa yang selama ini sempat menjadi peliharaan masyarakat.
Seekor Owa Jawa. (Pixabay/Steffiheufelder)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pasang Owa Jawa akan dilepasliarkan ke habitat alami di Gunung Puntang, kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (24/4) mendatang.  Pelepasliaran Owa Jawa tersebut merupakan hasil kerja sama antara Perusahaan Umum Perhutani, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan Yayasan Owa Jawa.

Owa Jawa yang akan dilepasliarkan adalah pasangan bernama Robin (jantan) dan Moni (betina). Pasangan lainnya bernama Moli (jantan) dan Nancy (betina). Sebelumnya, Owa tersebut sempat menjadi peliharaan masyarakat.

Ketua Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani mengatakan, kedua pasang Owa Jawa tersebut telah menjalani proses rehabilitasi selama tujuh hingga 11 tahun di Javan Gibbon Center (JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan oleh Noviar, Owa Jawa yang layak dilepasliarkan adalah Owa Jawa dalam kondisi sehat. "Bukan hanya itu, Owa tersebut juga harus sudah bisa beradaptasi di alam liar, misalnya mencari makanannya sendiri," kata Noviar saat konferensi pers di Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (21/4).

Owa Jawa itu juga harus menujukkan sikap bersahabat dengan Owa lainnya. "Kami juga sengaja melepasliarkan Owa Jawa secara berpasangan agar bisa berkembang biak," ujar Noviar.

Survei terakhir pada 2010 mencatat ada sekitar 2.140 hingga 5.310 individu Owa Jawa yang hidup terisolasi di hutan konservasi dan hutan lindung, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun Salak, Ujung Kulon, serta Cagar Alam Gunung Simpang dan Gunung Tilu.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian LHK Bambang Dahono menjelaskan, kementerian menargetkan melepasliarkan Owa Jawa sebanyak 3 persen dari seluruh populasi yang direhabilitasi.

"Namun, sejauh ini baru bisa 2 persen karena habitat alami yang kurang bersahabat dikarenakan maraknya perburuan liar," kata Bambang.

Bambang berharap, di waktu yang akan datang target peningkatan populasi Owa Jawa sebanyak 10 persen bisa terpenuhi dalam lima tahun ini.

Di sisi lain, Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan pihaknya akan mengamankan habitat alami Owa Jawa yang akan dilepasliarkan tersebut. "Kami akan melakukan pengawasan dan pelestarian hutan tersebut. Supaya aman," katanya.

Owa Jawa si Makhluk Setia

Owa Jawa adalah binatang yang setia. Sepanjang hidupnya, hewan yang dapat ditemukan di Jawa Barat ini menjalani hidup monogami. Namun ternyata, kelebihan tersebut justru menyulitkan usaha meningkatkan populasi hewan langka ini.

Hewan ini dapat hidup sampai usia 35 tahun. Pada usia produktif, biasanya selama tiga tahun sekali Owa Jawa akan melahirkan satu keturunan. "Biasanya, paling banyak satu keluarga terdiri dari enam ekor, yaitu ayah, ibu, dan empat anak," kata Noviar menjelaskan.

Noviar menambahkan, masih banyak Owa Jawa yang sulit dipasang-pasangkan. "Sudah dicoba dengan berbagai betina, tetapi masih tidak cocok. Ini yang menyulitkan," katanya.

Maraknya perburuan Owa Jawa dan rusaknya habitat alami juga menjadi masalah tersendiri. Noviar mengatakan hanya lima persen hutan di Jawa Barat yang layak untuk menjadi tempat tinggal Owa Jawa.

"Yang lebih memprihatinkan, Owa Jawa dijual di toko online, dengan harga sekitar Rp 200 ribu per ekor," kata Noviar. Padahal, Owa Jawa merupakan salah satu satwa yang dilindungi dan jumlah populasinya semakin menurun.

Di Yayasan Owa Jawa, Noviar menjelaskan ada 23 Owa Jawa yang tengah direhabilitasi. "Kami banyak mendapatkannya dari masyarakat. Mayoritas dulunya merupakan hewan peliharaan," ujarnya. (rdk)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER