Wamena, CNN Indonesia -- Minum balo, sejenis tuak yang diracik dari fermentasi ragi dan beras merah, pernah menjadi kebiasaan masyarakat di Wamena, Papua. Minuman tersebut menjadi teman di kala masyarakat berkumpul dengan saudara maupun koleganya. Jika tuak asli Papua itu diminum berlebihan, maka akan memabukkan.
Seorang anggota Polres Jayawijaya (Wamena), Aiptu Abu Bakar mengatakan masyarakat setempat kerap mabuk minum balo dan membuat onar. Alhasil, Bupati Jayawijaya John Wenti Wetimpo pun menginstruksikan untuk memberikan 'pelajaran' kepada para pemabuk agar tak membuat ulah. Caranya, yaitu, para pemabuk akan diceburkan ke sebuah kolam dengan air sangat keruh di depan kantor Bupati, yang dikenal dengan nama 'Kolam Taubat'.
(Baca Juga: Massa Tak Dikenal Serang Warga Salat Ied di Papua)Saban harinya, aparat kepolisian dan Satpol PP rajin bergerilya untuk menangkap masyarakat yang tengah mabuk. Abu bercerita soal kisahnya 'mencokok' empat perempuan dan dua orang laki-laki saat kedapatan tengah mabuk di belakang kawasan pertokoan di daerah setempat. Penangkapan dilangsungkan pada tanggal 14 Juli 2015, sekitar pukul 23.30 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 'dicokok', para pemuda dan pemudi segera dibawa ke Kolam Taubat. Mulanya, mereka didata terlebih dulu.
"Setelah itu, mereka dimasukkin ke kolam. Saya pikir cuma dikasih turun saja tapi ternyata dipegang tangan, kaki, baru dilempar begitu," kata Abu Bakar saat berbincang dengan CNN Indonesia di Wamena, Papua, Jumat dini hari (24/7).
(Lihat Juga: Mengenal Wajah Papua, Menyerap Pesan Kebinekaan)
Menurut Abu, keruhnya air kolam disertai temperatur yang rendah diharapkan menyebabkan para pemabuk kapok. Selain diceburkan ke kolam tersebut, para pemabuk ini juga akan diminta untuk berjanji sembari sujud di depan kolam.
"Dia sujud tiga kali dan diawali dengan kata-kata 'Saya tidak akan mengulangi lagi'," katanya.
Meski dijaga oleh aparat, tetap saja beberapa kali ada warga yang mencuri-curi untuk kabur. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, aparat yang bertugas biasanya meminta teman si pemabuk untuk menceburkannya ke dalam kolam.
"Temannya yang lain kasih tangkap dan diceburkan ke kolam sampai basah semua," papar Abu.
Abu menceritakan kebiasaan mabuk ini dapat membawa petaka yang berujung kematian. Dia mengatakan Polres Lanny Jaya juga sempat menangani kasus sekelompok orang yang mencampurkan alkohol dengan pucuk bunga kecubung atau bunga terompet.
"Tiga buta, dua meninggal, dan satu lumpuh. Itu fatal memang," katanya.
Dengan Kolam Taubat, bupati dan aparat setempat berharap masyarakat Wamena dapat jera dan tak membuat onar.
(utd)