Guru Dinilai Masih Terfokus pada Mengejar Tunjangan

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 01:10 WIB
Alhasil, kewajiban meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi dikesampingkan. Jika berlangsung jangka panjang, kualitas guru di sekolah tak akan meningkat.
Sejumlah guru dan Staf kementerian usai mengikuti upacara peringatan Hari Guru Nasional di Kemenbuddikdasmen, Jakarta, Selasa 25 November 2014. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia dan Amerika bekerja sama meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik yang belum maksimal. Alasannya, saat ini proses kegiatan belajar mengajar di Indonesia dinilai masih terfokus pada bagaimana tenaga pendidik bisa naik pangkat bukan meningkatkan mutu pendidikan.

Tim Kerja Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Hari Amirullah Rachman mengatakan umumnya guru saat ini hanya bekerja untuk memenuhi tuntutan administrasi. Tak hanya itu, guru juga dihadapkan pada pilihan ingin mendapatkan tunjangan fungsional. (Lihat Juga: Kemendikbud Klaim Telah Bayarkan Semua Tunjangan Guru)

Terlebih, rentetan proses administrasi seperti misalnya tuntutan untuk mengajar 24 jam per minggu juga harus dipenuhi demi tunjangan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini membelenggu guru. Kewajiban meningkatkan kualitas pembelajaran jadi dikesampingkan," kata Hari di Konferensi Nasional Hasil Penelitian Guru dan Dosen, Jakarta, Selasa (8/9). (Lihat Juga: Guru di Jakarta Diminta Adukan Persoalan Telat Gaji ke DPRD)

Hari menilai, apabila ini berlangsung dalam jangka panjang, maka kualitas guru dan pendidikan di sekolah tidak dapat meningkat. Padahal, ujar Hari, guru secara substantif harusnya hadir dan membuat murid menjadi mandiri.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwadani mengatakan diperlukan pendidikan tenaga keguruan (PTK) untuk meningkatkan kualitas guru. Paristiyanti menyatakan hal itu sebenarnya kewajiban setiap guru.

Melalui PTK, ujar Paris, guru melakukan pembelajaran langsung ke murid. Ia pun menekankan semestinya PTK bukan semata-mata dilakukan agar sang guru naik pangkat.

Kerja Sama Indonesia-Amerika Serikat

Untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan, pemerintah Indonesia dan Amerika bekerja sama melalui USAID PRIORITAS atau United States Agency International Development Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia Teachers, Administrators and Students.

Kerja sama dilakukan USAID PRIORITAS bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penasehat Pembelajaran USAID Lynne Hill mengatakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilakukan melalui kolaborasi guru dan dosen. Hal serupa diutarakan Perwakilan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Hari Amrullah.

"Dosen dapat memperkuat guru dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi guru," ujar Hari.

Konferensi ini mengundang para dosen perwakilan 16 Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dan para guru dari tujuh provinsi mitra USAID PRIORITAS.

Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston mengatakan para dosen dan guru dipertemukan dalam workshop untuk membahas lebih lanjut program pengembangan pembelajaran. Nantinya, dalam satu kelas akan ada dua guru dan dua dosen.

Satu guru bertugas untuk mengimplementasikan program yang direncanakan. Sementara guru yang lain dan dua dosen bertugas observasi di kelas. Proses pembelajaran ini dilakukan selama enam bulan. Budi mengatakan, guru yang mengimplementasikan program tetap sama selama enam bulan.

Proses pembelajaran yang diharapkan adalah adanya bimbingan sebelum kelas, supervisi dalam pengajaran dan refleksi usai kelas. Budi mengatakan dalam pengimplementasiannya, dosen, fasilitator LPTK bahkan kepala sekolah akan memastikan hal tersebut dilakukan dalam kelas.

Proses ini sudah dilakukan di Malang. Guru Kelas V SDN Percobaan 2 Malang Hasanudin Haelani dan Achmat Kusairi berkolaborasi dengan dosen Universitas Negeri Malang Edy Budiono dan Erry Hidayanto. Mereka menerapkan metode Read, Think and Take a Note dalam penelitian.

Hasilnya, pemahaman siswa membaca teks matematika meningkat dengan perolehan nilai minimal 70 dari skala 0-100.

Bukti lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Guru Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Musrian bersama Dosen Universitas Negeri Semarang Petra Kristi Mulyani berhasil meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis karangan narasi.

Awalnya, hanya dua dari 40 siswa yang terampil menulis karangan. Melalui PTK dan kolaborasi dosen dan guru, ujar Musrian, sekarang 31 siswa sudah terampil menulis karangan.



(utd)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER