Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Patra M Zen menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian pengacara senior Adnan Buyung Nasution hari ini, Rabu (23/9) di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta. Patra yang telah bersama dengan Buyung sejak tahun 1995 menyebut Buyung sebagai sosok yang selalu membantu orang lain.
Kepada CNN Indonesia, Patra menceritakan bahwa Buyung tak pernah absen dari ikut membantu secara moril dan materi terhadap orang-orang yang berada di lingkungannya.
“Beliau orang yang sangat perhatian terhadap siapa saja. Jika ada yang kesulitan, ada yang kemalangan, beliau bantu. Kalau ada berita gembira seperti ada yang menikah, beliau kalau diberi tahu pasti hadir. Kalau berhalangan, beliau kirim orang. Bantu materi dan bantu apapun yang bisa beliau bantu,” kata Patra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dunia hukum, lanjut Patra, sudah tak terhitung kontribusi pria kelahiran 20 Juli 1934 itu. Buyung juga disebut Patra sebagai salah satu penggerak demokrasi yang mendukung kebebasan berpendapat dan kritik untuk membangun.
“Kepergian Bang Buyung bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan saya, tetapi bagi bangsa dan negara,” tutur Patra.
Buyung mulai dirawat di RSPI pada Senin, 14 September lalu lantaran sakit gigi yang dia alami sejak hari Jumat (11/4). Menurut putri Buyung, Pia Akbar Nasution, setelah gigi Buyung dicabut pada hari Selasa (15/9), Buyung menolak makanan dan hanya mau mengonsumsi makanan cair.
(Baca:
Pengacara Adnan Buyung Dirawat di RS, Berawal dari Sakit Gigi)
Kondisi itu membuat Buyung harus menjalani perawatan di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Hanya keluarga inti yang boleh menjenguk Buyung kala itu.
Buyung Sempat StabilPatra bercerita, dirinya sempat menjenguk Buyung dua hari lalu. Saat itu dia tak diizinkan masuk oleh dokter karena bukan anggota keluarga inti Buyung.
“Tapi saya bilang, saya sudah lebih dari keluarga sama Bang Buyung, jadi saya diizinkan masuk. Saya lihat kondisi beliau saat itu sudah stabil,” kata Patra.
Patra menjelaskan, saat dia menjenguk Buyung, pria berusia 81 tahun itu sudah bisa membuka mata, menggerakan tangan, dan kondisinya sudah lebih bugar ketimbang hari-hari pertama dirawat di ICCU.
Kondisi itu, lanjut Patra, membuat dirinya dan keluarga optimistis bahwa mantan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) periode 1981-1983 itu bisa kembali ke rumah dalam keadaan sehat. Hal itu juga yang membuat Patra mengatakan kepada putra Buyung bahwa dia tidak akan menjenguk lagi ke rumah sakit.
“Saya bilang ke Bang Moli, anak tertua Bang Buyung, ‘Bang saya enggak balik lagi ya besok. Saya tunggu di rumah saja nanti kalau kondisi sudah sehat’. Ternyata Bang Buyung pulang,” sesalnya.
Hingga saat ini, belum diketahui di mana Buyung akan dimakamkan. Menurut Patra, keluarga masih berembuk untuk memutuskan lokasi pemakaman sang ahli hukum Indonesia itu.
Jenazah Buyung sedang disiapkan untuk dibawa ke rumah duka di Jalan Poncol Lestari Nomor 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
(rdk)