Ritual Warga Kotagede Menyambut Tahun Baru Islam

Damar Sinuko | CNN Indonesia
Rabu, 14 Okt 2015 10:27 WIB
Warga Kotagede, Yogyakarta, menyambut Tahun Baru Islam yang jatuh pada Rabu (14/10) dengan melakukan rangkaian ritual semalam sebelumnya.
Tepat pukul 00.00 yang merupakan saat pergantian Tahun Baru Hijriyah, dimana lafalan doa telah selesai, para abdi dalem pun membagikan santapan bubur Suro yang terdiri dari bubur putih disiram sayur terik dengan lauk tahu, telur dadar dan ayam suwir. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Warga Yogyakarta menyambut Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah yang jatuh pada Rabu (14/10) dengan melakukan rangkaian ritual semalam sebelumnya.

Di Kotagede misalnya, ratusan warga melakukan doa bersama malam 1 Suro pukul 23.00 WIB pada Selasa (13/10), yang diawali dengan prosesi pembersihan diri lewat mandi di sumber air atau Sendang Seliran.

Doa bersama dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dipimpin oleh sesepuh abdi dalem Kotagede, Suro Budoyo, yang diikuti oleh warga peserta ritual. Suasana pun hening dan khidmat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tepat pukul 00.00 yang merupakan saat pergantian Tahun Baru Hijriyah, dimana lafalan doa telah selesai, para abdi dalem pun membagikan santapan bubur Suro yang terdiri dari bubur putih disiram sayur terik dengan lauk tahu, telur dadar dan ayam suwir.

"Bubur ini merupakan simbol tolak balak, penghilang sial dan kejelekan. Sehingga di tahun baru ini manusia lebih mendapatkan kebaikan", ungkap pemimpin ritual Suro Budoyo.

Sri Utami, salah seorang pengunjung mengaku sengaja datang mengikuti ritual malam 1 Suro di Kotagede ini untuk mengalap berkah bagi dirinya dan keluarganya. Wanita asal Semarang ini pun rela datang lebih awal sebelum prosesi ritual digelar.

"Saya jam 6 sore sudah sampai di sini. Pengen ikut ritual supaya dapat berkah, karena saya habis jatuh dan tangan saya patah", ujar ibu empat anak ini.

Sri menambahkan bahwa dia juga ikut melakukan prosesi pembersihan diri dengan mandi di Sendang Putri, kompleks Kotagede.

"Saya mandi dua kali, sebelum ritual dan sesudah ritual. Saya orang Jawa jadi harus ikut tradisi leluhur", tambah Sri.

Kotagede sendiri merupakan kompleks bangunan yang utamanya adalah makam dari Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram yang dulunya bernama Danang Sutowijoyo. (stu)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER