Situs Gua Pawon Terancam Tambang Kapur Citatah

antara & Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 11:10 WIB
Gua Pawon bisa saja bernasib tragis seperti Gua Bancana, karena pada 2014 keberadaannya tidak dapat ditemukan lagi akibat pertambangan kapur.
Ilustrasi Gua (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Situs Gua Pawon di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat tempat ditemukannya kerangka manusia purba, terancam penambangan kapur. Hal itu dikemukakan Peneliti Cekungan Bandung yang juga Ketua Masyarakat Geografi Indonesia T Bachtiar.

Menurut Bachtiar, setidaknya beberapa gua di kawasan Karst Citatah dalam kondisi kritis. "Gua itu ada di Pasir Bancana, Pasir Masigit, dan Gunung Hawu," katanya di Jakarta, Senin (1/11)

Hingga saat ini, terdapat beberapa gua di pegunungan kapur itu yang bernasib tragis. Gua Bancana yang berada di Pasir Bancana, adalah salah satunya. Pada 2014 keberadaannya tidak dapat ditemukan lagi akibat pertambangan kapur.
Saat ini, gua tersebut hanya bisa dilihat melalui dokumentasi seperti foto dan peta saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seharusnya, kata Bachtiar, keberadaan kawasan karst tersebut dipertahankan. Bahkan seharusnya pemerintah memperluas zona lindung di sekitarnya. Citatah setidaknya dapat dijadikan laboratorium atau kampus lapangan.

Situs Gua Pawon dijadikan kawasan cagar lindung arkeologi atau kepurbakalaan setelah ditemukannya kerangka manusia purba. Penemuan kerangka manusia purba itu pada 2009, selanjutnya ditemukan fragmen tulang kaki manusia dengan panjang antara 20 sampai 30 centimeter.
Peneliti dan pemerhati karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), Budi Brahmantyo menyatakan mata air dan sungai di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, semakin memprihatinkan akibat pertambangan kapur.

"Dari penelitian saat ini tinggal tersisa sedikit mata air dan sungai di kawasan karst Citatah," kata Budi di Jakarta.

Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cahyo Rahmadi menyebutkan pertambangan kapur yang ada di Citatah berpotensi memutus distribusi air yang melewati gua.

"Penambangan di karst berpotensi memutus fungsi karst sebagai pendistribusi air melalui gua. Jika distribusi air terputus menyebabkan mata air hilang dan pemulihan seperti sediakala sangat sulit,  kata Cahyo.

Kawasan karst merupakan bentang alam dengan batuan mudah larut seperti batu gamping. Proses karst Citatah hingga menjadi seperti saat ini memakan waktu puluhan ribu tahun

Karst memiliki jaringan gua sebagai  pipa  air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan itu. (pit)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER