Erupsi Barujari Bisa Picu Banjir Bandang

Suriyanto | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Nov 2015 06:48 WIB
Dari pengalaman erupsi tahun 1994, material vulkanik yang terlempar ke Danau Segara Anak membuat permukaan air meningkat dan mengakibatkan banjir bandang.
Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Minggu (25/10). (ANTARA FOTO/Lalu Edi)
Mataram, CNN Indonesia -- Erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat berpotensi memicu banjir bandang di Sungai Kokok Putih. Banjir bandang dapat terjadi karena meningkatnya permukaan air Danau Segara Anak.

Seperti diberitakan Antara, Petugas Vulkanologi Pos Pengamat Gunung Api Rinjani Mutaharlin mengatakan, erupsi bisa membuat permukaan air danau itu meningkat.

Menurutnya, potensi banjir bandang tersebut didasarkan pada pengalaman letusan pada 1994. Saat itu erupsi menyebabkan banjir bandang akibat material letusan, seperti bebatuan yang jatuh ke Danau Segara Anak, sehingga permukaan air mengalami peningkatan.

"Ancaman bahaya secara tidak langsung berada di daerah utara Gunung Rinjani, terutama di daerah aliran sungai Kokok Putih yang berhulu di area bukaan kawah," kata Mutaharlin, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga memaparkan kondisi aktivitas Gunung Barujari terus mengalami peningkatan ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo maksimum 55 milimeter.

"Kalau letusan yang terjadi pada 2009, amplitudo tidak sampai 55 milimeter, mungkin letusan yang sekarang ini disebabkan tekanan dari bawah yang cukup kuat dan terus menerus," kata Mutaharlin.

Mutaharlin juga menyebutkan, arah tiupan asap dan abu vulkanik akibat letusan Gunung Barujari menuju selatan dan utara. Berbeda dengan kondisi sejak mulai terjadi letusan hingga Kamis (5/11), arahnya ke barat dan barat daya.

Dia berharap agar letusan bisa berkurang dan asap disertai abu vulkanik akibat letuan terus mengarah ke utara, sehingga tidak mengganggu aktivitas penerbangan.

"Mudahan kondisi arah angin tetap ke utara, sehingga tidak mengganggu aktivitas penerbangan, sebab bandara berada di barat dan barat daya," katanya.

Gunung Barujari yang berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pada Minggu (25/10), sekitar pukul 10.45 WITA. Hinggak ini gunung tersebut masih mengeluarkan asap disertai abu.

Akibat erupsi bandara di Lombok dan Banyuwangi masih ditutup. Sementara Bandara Ngurah Rai di Bali sudah dioperasikan setelah sempet ditutup.

Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Sementara itu, Humas Bandara Internasional Lombok Gde Lolok mengatakan, aktivitas penerbangan rencananya akan dibuka pada Sabtu (7/11), mulai pukul 08.00 WITA. Namun, hal itu tergantung kondisi cuaca dan abu vulkanik letusan Gunung Barujari.

"Kami terus memonitor situasi, mudahan besok bandara sudah bisa dibuka. Dari informasi satelit ada pergeseran arah abu vulkanik ke utara dan selatan, kalau sebelumnya barat dan barat daya, sehingga membahayakan aktivitas penerbangan," katanya. (antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER