Jakarta, CNN Indonesia -- Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menolak diskusi yang mengangkat tema soal Lesby, Gay, Biseksual, dan Transgender yang awalnya akan digelar pada Kamis (12/11) kemarin di Fakultas Hukum Undip Tembalang, Semarang.
Penolakan Undip ini disampaikan oleh pihak Rektorat Undip yang tidak memberikan izin penyelenggaraan di lingkungan kampus Undip.
"Izin dari Dekan belum ada sehingga Rektorat pun tak berani mengizinkan", ungkap Kepala Humas Undip Nuswantoro, Jumat (13/11).
Nuswantoro menambahkan jika tidak diizinkannya diskusi ini bukan karena adanya ancaman atau intervensi pihak luar seperti kelompok tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada ancaman apalagi intervensi. Lebih pada kordinasi yang belum tepat", tambah Nuswantoro.
Diskusi yang sedianya digelar oleh LPM Gema Keadilan Fakultas Hukum Undip ini mengambil judul "LGBT Dalam Sosial Masyarakat Indonesia" dengan menghadirkan beberapa pembicara, yakni Ketua Komunitas Gay Semarang, Yosef, Dr.Zulfa Juniarto selaku Dokter Spesialis Andrologi serta Marten Hanura yang merupakan Dosen HAM FISIP Undip.
Dalam penyebarannya, diskusi ini menyebutkan menantang mahasiswa yang pikirannya terbuka karena belum tentu LGBT itu keliru dan belum tentu LGBT itu benar.
(bag/bag)