RS Awal Bros Bekasi Beri Rp 150 Juta, Keluarga Pasien Menolak

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 13:36 WIB
Menurut keterangan Sekjen Pekerja Sosial Masyarakat Kota Bekasi, Yusuf Blegur, pihak RS Awal Bros juga meminta keluarga tidak menyebarluaskan ke media.
Ilustrasi pemeriksaan dokter. (Thinkstock/Brian Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi sekaligus paman dari Falya Raafani Blegur, Yusuf Blegur (42), menyatakan Rumah Sakit Awal Bros menawarkan uang sebanyak Rp150 juta kepada pihak keluarga Falya. Rencananya uang tersebut diberikan sebagai solusi gugatan malapraktik terhadap rumah sakit swasta tersebut.

"Dari RS itu ada penawaran jangan sampai masalah ini tersebar luas dan ada bentuk perhatian secara uang duka sebesar Rp150 juta dari pihak RS Awal Bros kepada keluarga," ujar Yusuf saat dihubungi CNN Indonesia.

Yusuf mengatakan pihak keluarga menilai uang yang ditawarkan oleh RS Awal Bros merupakan bentuk itikad baik atas meninggalnya Falya yang baru berusia 14 bulan. Namun, Yusuf mengaku, pihak keluarga tidak meminta uang tersebut, melainkan meminta penjelasan atas meninggal Falya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sekeluarga menolak uang itu. Kami hanya meminta penjelasan secara medis dan keterangan sebenar-benarnya kenapa kondisi Falya menurun dan kritis sampai meninggal," ujar Yusuf.
Lebih lanjut, Falya menyampaikan tawaran uang Rp150 juta terjadi dalam sebuah pertemuan pada Sabtu dua pekan lalu, yang dilakukan di ruang Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan dihadiri oleh perwakilan Dinkes Kota Bekasi dan perwakilan RS Awal Bros.

Yusuf mengaku sampai saat ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan langsung dari RS Awal Bros. Pasalnya, keluarga Falya menduga ada kelalaian yang dilakukan oleh RS Awal Bros hingga menyebabkan Falya meninggal dunia.

"Sampai saat ini belum ada informasi lisan maupun tulisan tentang penyebab kematian Falya. Katanya sudah ada hasil investigasi tentang kematian, namun belum diberitahukan ke kami," ujar Yusuf.
Yusuf juga mengatakan belum adanya keterangan dari RS Awal Bros sampai saat ini juga menjadi latar pelaporan kasus tersebut ke Kepolisian. Yusuf mengaku, pihak keluarga Falya hanya ingin RS Awal Bros menyampaikan fakta sebenar-benarnya ke hadapan publik.

"Kami minta RS secara terbuka mengakui kesalahan dan menyampaikan secara terbuka ke publik melalui media. Kelihatannya pihak RS keberatan soal itu," ujar Yusuf.

Dinkes Kota Bekasi Dituduh Kurang Peduli

Yusuf menuturkan Dinkes Kota Bekasi sama sekali belum menumui keluarga Falya untuk membahas persoalan kematian balita tersebut. Ia menilai, Dinkes Kota Bekasi tidak netral dalam mengawal proses penyelesaian kasus tersebut.
"Dinas kesehatan setidaknya dia punya regulasi, yang melakukan pengawasan juga. Harusnya datang menyampaikan ucapan duka atau keprihatinan. Tapi malah sibuk terus berkomunikasi dengan RS Awal Bros," ujarnya.

Yusuf juga mensinyalir, alasan minimnya kepedulian Dinkes Kota Bekasi dilatari oleh ucapan Kepala Dinkes Kota Bekasi yang menyatakan bahwa kasus tersebut tidak perlu dibesar-besarkan dan latar belakangnya yang merupakan seorang dokter.

"Beliau juga diketahui praktik di RS Awal Bros. Secara Undang-Undang tidak melarang. Tapi kami tidak fokus pada latar belakangnya, tapi lebih kepada objektifitas," ujar Yusuf.

Sebelumnya, Falya dinyatakan meninggal usai menjalani perawatan di RS Awal Bros, pada awal November tahun lalu. RS Awal Bros sebelumnya menyatakan bahwa Falya hanya mengalami dehidrasi ringan. Namun, kondisinya semakin memburuk setelah diberikan suntikan antibiotik hingga akhirnya meninggal dunia.

Sementara itu, pihak RS Awal Bros Bekasi masih belum mau memberikan respon, baik via melalui telepon ataupun pesan singkat, hingga berita ini diturunkan. Ketika dihubungi pada Senin (23.11) ini, humas RS Awal Bros, Yadi, meminta CNN Indonesia untuk menelepon sejam kemudian dengan nada meninggi dan kemudian mematikan telepon. (utd)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER