Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan Lion Air mengklaim kasus pencurian bagasi milik penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, sudah berkurang dalam dua tahun terakhir.
Menurut Direktur Teknik Lion Air Daniel Putut, tahun lalu “hanya” ada 15 kasus pencurian terhadap bagasi penumpang.
“Ada 15 kasus pendodosan (pencurian) dan itu terjadi di stasiun milik Lion Group,” kata Daniel di kantor Angkasa Pura II, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel mengakui pencurian tersebut dilakukan oleh petugas bongkar muat atau porter Lion Air sendiri. Porter pelaku tindak kriminal itu, ujar Daniel, menyimpan alat-alat kejahatannya dengan amat rapi.
Salah satu alat pembobol tas penumpang yang ditemukan polisi misalnya ialah pisau-pisau. Pisau-pisau itu disimpan di kompartemen pesawat.
“Jadi kami menemukan di Makassar, mereka membungkus pisau dalam plastik dan disimpan di kompartemen pesawat," kata Daniel.
Daniel mengklaim angka 15 kasus pencurian pada tahun 2015 itu turun dibanding pada 2014 yang mencapai 27 kasus.
Delapan dari 27 kasus pada tahun 2014 itu, ujar Daniel, diungkap langsung oleh petugas Lion Air sendiri, sedangkan sisa kasus diserahkan ke polisi untuk diusut lebih lanjut.
Senada dengan Lion, maskapai Garuda Indonesia juga mengklaim kasus pencurian bagasi turun dua tahun belakangan.
Menurut Direktur Pelayanan Garuda Indonesia Nicodemus P. Lampe, jika dihitung berdasarkan satuan per seribu bagasi, pada 2014 kejadian pencurian bagasi penumpang Garuda Indonesia ada di angka 0,2 per seribu.
“Sementara pada 2015 angkanya menurun hingga 0,17 per seribu,” ujar Nicodemus.
Untuk proses rekrutmen porter di Garuda Indonesia, Nico mengatakan ke depannya mereka akan menggunakan sistem yang sama dengan yang diterapkan oleh Lion Group.
Garudan dan Lion akan memperketat proses seleksi para porter, termasuk rekam jejak dari para pelamar, untuk mencegah peristiwa pencurian serupa terulang.
(agk)