Penyidik Sita Komputer dari Tersangka Penjual Organ

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2016 18:52 WIB
Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri menyita sebuah komputer dari rumah tersangka kasus dugaan penjualan organ di Bandung, Jawa Barat.
Ilustrasi organ Ginjal. (Thinkstock/Jana Blaskova)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri menyita sebuah komputer dari rumah tersangka kasus dugaan penjualan organ di Bandung, Jawa Barat.

"Satu komputer dari rumah tersangka HR. Saat ini sudah diserahkan ke labfor (laboratorium forensik)," kata Kepala Subdirektorat III Tindak Pidana Umum Komisaris Besar Umar Fana, Jumat (29/1).

Belum ada fakta baru terungkap dari hasil penggeledahan tersebut. Penyidik masih harus menunggu hasil penelitian forensik atas komputer tersebut.

Selain HR, polisi telah menetapkan dua tersangka lain berinisial DD dan AG. HR berperan sebagai penjembatan dari Jawa Barat ke rumah sakit di Jakarta, sementara dua orang lainnya berperan sebagai perekrut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pelaku, kata Umar menjanjikan uang Rp250-300 juta kepada para korban. Namun pada kenyataaanya, para korban hanya diberi uang tidak lebih dari Rp70 juta.

Selain itu, para korban yang kebanyakan adalah pekerja kasar seharusnya tidak boleh jadi donor ginjal. Mereka mau mengikuti bujukan pelaku karena motif ekonomi.

Pengacara para tersangka, Osner Johnson Sianipar, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan dua kliennya, DD dan AG, pernah juga menjadi korban.

"Kenapa jadi pendonor, karena faktor kebutuhan ekonomi," kata Osner.

Awalnya, kata dia, ada permintaan dari penerima donor yang disampaikan tersangka HR. Mereka menyanggupi dengan kesepakatan di akte notaris.

Setelah mengenal bisnis haram tersebut, kemudian kedua tersangka mulai ikut mencari korban.

Para tersangka dijerat Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang. Ancaman pasal tersebut berupa hukuman penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp600 juta. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER