Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat Zulkifli Hasan menyesalkan sikap publik figur yang melecehkan lambang negara. Pernyataan itu disampaikan menanggapi kelakar artis Zaskia Gotik yang kini menjadi perhatian publik.
Zulkifli mengakui saat ini banyak orang yang tidak lagi tertarik membicarakan soal pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika yang belakangan dijadikan program edukasi oleh parlemen dalam Sosialisasi Empat Pilar.
Alih-alih menjadikannya sebagai pedoman berkebangsaan, kata Zulkifli, nilai-nilai dalam empat pilar itu malah menjadi bahan olok-olokan. "Hal demikian tentu sangat menyedihkan," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan oleh Zulkifli di hadapan 150 netizen, blogger, yang datang dari Surabaya, Bandung, Semarang, Jogjakarta, dan kota lainnya di Pulau Jawa yang berkumpul hari ini di Kota Jogjakarta.
Bagaimanapun, Zulkifli mengakui munculnya ulah Zaskia Gotik merupakan kegagalan MPR dalam mensosialisasikan empat pilar. Dia berharap seluruh elemen masyarakat bisa turut terlibat membantu MPR dalam mensosialisasikan empat pilar.
"Mustahil kalau semua dibebankan kepada MPR," kata Zulkifli.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Fahira Idris secara terpisah menyatakan artis-artis pemeriah layar kaca perlu mendapat pembelajaran dan pemahaman dari Sosialisas Empat Pilar yang kini telah menjadi program edukasi parlemen untuk publik.
Sosialisasi Empat Pilar untuk kalangan artis dianggap penting sebagai pembekalan bagi mereka dalam menjaga etika di atas panggung.
"Artis-artis itu perlu diberi pelatihan. Mereka seharusnya mendapat pembekalan dari Sosialisasi Empat Pilar," ujar Fahira.
Pernyataan tersebut disampaikan Fahira menindaklanjuti laporannya ke polisi soal kelakar artis Zaskia Gotik yang dianggap tidak etis.
Menurut dia, pelaporannya ke polisi tidak bermaksud menyudutkan sosok artis tertentu. Lebih dari itu, Fahira mengaku ingin membenahi kualitas program-program acara yang tayang di televisi.
"Jadi jangan cuma kelakar dan saling bully. Program itu harus punya nilai pendidikan, atau setidaknya artis bisa menjaga sikap di layar kaca. Mereka perlu mendapat pencerahan," ujar Fahira.
(gil)