Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi berharap Tentara Nasional Indonesia bisa memantau cuaca dan mengevaluasi kesiapan penerbangan helikopter demi meminimalisir kecelakaan. Menurutnya, sudah banyak kecelakaan helikopter dikarenakan cuaca buruk.
"Penerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) harus cek kembali kesiapan radar cuaca, evaluasi rencana penerbangan,
Instrument Flight Rules (IFR) dan
Visual Flight Rule (VFR)," ujar Bobby melalui keterangan tertulis, Senin (21/3).
Kemarin (20/3) malam, helikopter milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) jatuh di Desa Kasiguncu, Poso, Sulawesi Tengah. Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Kolonel I Made Sutia sebelumnya menyebutkan, musibah disebabkan cuaca buruk.
Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno juga mendapatkan informasi dari warga, melihat petir menyambar helikopter. Helikopter kemudian jatuh dan terbakar.
Kejadian serupa terjadi pada 2009. Helikopter TNI AD jatuh di perbukitan Rawa Beber, Desa Situhiang, Kecamatan Pagelaran, di kawasan Cianjur bagian selatan, Jawa Barat. Heli jenis Bolkow BO-105 dengan nomor registrasi HS-7112 itu jatuh karena cuaca, hujan deras dan berkabut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bobby, seharusnya TNI AD bisa mengantisipasi hal tersebut. "Helikopter biasa terbang mengikuti
surface contour. Cuaca sebagai pemicu kejadian bisa diantisipasi termasuk penangkal petir di setiap heli," kata Politikus Partai Golkar ini.
Senada, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta TNI mengevaluasi seluruh peralatan penerbangan.
"Jangan sampai kejadian ini berulang kali. Helikopter dan peralatan militer lain dibeli dari uang rakyat. Tapi lebih penting, kami kehilangan orang-orang terbaik yang mengabdi bagi TNI dan bangsa," kata Fadli.
Musibah yang menimpa helikopter jenis Bell 413 EP itu terjadi sekitar pukul 17.55 WITA. Sebanyak 13 personel TNI AD yang menjadi korban saat itu sedang menjalankan tugas rutin di Poso terkait Operasi Tinombala bersama Polri. Operasi Tinombala dimulai awal tahun ini, 10 Januari, dan menargetkan menangkap teroris Santoso dalam 60 hari.
(sur)