Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana menempatkan tenaga ahli dan pengajar vokasi dari luar negeri demi meningkatkan kualitas sekolah kejuruan di Indonesia. Selain tenaga ahli luar negeri, pemerintah menjamin lulusan kejuruan bisa langsung terserap dunia kerja.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjelaskan penempatan tenaga pengajar terutama dilakukan dari Jerman dan Swiss, pada bidang-bidang seperti teknik mesin, otomotif, elektronik dan turisme.
"Kami ingin ada
visiting professor atau
lecturer yang bisa membantu pelajaran di politeknik (kejuruan)," ujar Nasir di Kantor Presiden, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menilai saat ini kualitas sekolah kejuruan perlu ditingkatkan karena mengalami penurunan, jauh kondisinya dari sekolah kejuruan yang ada pada 1985an. Dia berharap peningkatan kapasitas kejuruan akan mampu meningkatkan dan membuka peluang bagi lulusan vokasi untuk terserap di dunia kerja.
Peningkatan vokasi menjadi fokus pemerintah, ujarnya, karena pemerintah akan menghadapi bonus demografi pada 2035 nanti. Di tahun tersebut, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 350 juta. Dari jumlah tersebut, 60 persen di antaranya merupakan angkatan kerja.
Adapun, sebanyak 60 persen dari angkatan kerja merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara sisanya, kata Nasir, ditargetkan merupakan lulusan sekolah kejuruan.
"Menristek akan mencari model untuk mengaitkan industri dengan sekolah kejuruan,"ujarnya.
Sejauh ini, dia menjelaskan sudah ada kerjasama yang dihasilkan antara kejuruan dengan dunia industri. Beberapa perusahaan yang sudah berpartisipasi dalam penyerapan tenaga kerja kejuruan, di antaranya, Astra Internasional dan Pertamina. Ke depannya, dia berharap akan lebih banyak lagi kerjasama kejuruan dengan dunia industri.
"Nah, kami ingin masifkan lulusan kejuruan sejumlah 200 ribu untuk bisa diserap dunia industri,"ujarnya.
Adapun, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan vokasi menjadi fokus utama pemerintah pada tahun ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
"Untuk memenangkan dunia kompetisi, ada perubahan mendasar pada sistem pendidikan kita dari bersifat general atau umum menjadi khusus, bersifat kejuruan atau
skill," ujarnya.
Untuk meningkatkan kejuruan, katanya, pemerintah akan melakukan beberapa hal di antaranya merehabilitasi sekolah kejuruan, memberikan sertifikasi kejuruan serta kemudahan izin untuk mendatangkan pengajar atau tenaga ahli dari luar negeri.
(les)