Dua Pendaki Hilang di Gunung Semeru Belum Ditemukan

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mei 2016 12:42 WIB
Untuk memudahkan pencarian dua korban hilang, pihak TNBTS menutup jalur pendakian ke Semeru sejak Sabtu (21/5) pukul 20.00 WIB dan dinyatakan Open SAR.
ansekap Gunung Semeru terlihat dari Desa Pranajiwo, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/2). Walaupun rutin mengeluarkan lava pijar, gunung tersebut masih pada status Siaga level II. (ANTARA FOTO/Sholaita)
Lumajang, CNN Indonesia -- Dua orang pendaki asal Cirebon, Supriyadi (26) dan Zirli Gita Ayu Safitri (16), yang hilang di puncak Gunung Semeru hingga hari ini, Minggu (22/5), belum ditemukan. Keduanya dilaporkan hilang secara resmi kepada petugas pada Jumat (20/5).

Keduanya mendaki ke gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu bersama empat orang lainnya.

"Pencarian masih dilakukan dan hingga hari ini belum ada tanda-tanda ditemukan dua pendaki yang nekat naik ke puncak Semeru (Mahameru) itu," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Purwanto di Lumajang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Purwanto, rombongan pendaki yang diketuai Sukron, bertolak menuju Mahameru melalui jalur Ranu Pani di Kecamatan senduro, Kabupaten Lumajang, menuju Ranu Kumbolo, Selasa, 17 Mei. Sukron bersama Ahmad Khaerudin, Rizatul Rizki, Lindianasari dan kedua pendaki yang hilang tersebut sebagai survivor.

"Pada Rabu (18/5), rombongan berangkat dari Ranu Kumbolo menuju ke Pos Kalimati, selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan ke Mahameru pada Kamis (19/5)," tutur Purwanto seperti dikutip dari Antara.

Hingga batas vegetasi, dua orang turun ke Kalimati karena sakit dan empat pendaki lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak dan beristirahat di Watugedhe pada pukul 08.00 WIB. Survivor melanjutkan perjalanan ke puncak Semeru, namun mereka dikabarkan tidak kuat mendaki ke Mahameru dan memutuskan untuk turun.

“Ketua rombongan awalnya menunggu di Watugedhe, namun dua orang itu juga tidak turun hingga mereka turun ke Kalimati dan melaporkan kepada komunitas sahabat volunteer semeru (saver) tentang hilangnya dua kawannya itu," katanya.

Petugas di Pos Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) wilayah Ranu Pani bersama saver bernama Sukaryo melakukan pencarian ke Mahameru saat itu juga, namun nihil dan tidak menemukan kedua pendaki.

"Pencarian SAR secara terbuka atau 'Open SAR' dilakukan sejak Sabtu (21/5) dengan melibatkan enam orang anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Lumajang, 20 personel TNBTS, enam anggota SAR, enam orang porter, masyarakat sekitar, dan bantuan tujuh personel dari Basarnas Jember," ujar Purwanto.

Untuk memudahkan proses pencarian dua korban hilang, pihak TNBTS menutup jalur pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut sejak Sabtu (21/5) pukul 20.00 WIB dan dinyatakan "Open SAR" untuk pencarian survivor.

Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), batas pendakian jalur Semeru hanya sampai Kalimati seiring dengan status yang masih waspada. Para pendaki juga sudah menandatangani surat pernyataan di atas meterai untuk melakukan pendakian hingga Kalimati.

Jalur pendakian gunung tersebut yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur itu dibuka sejak 1 Mei 2016. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER