Pengacara Tonin Bantah Tak Dapat Restu Praperadilan Rohadi
Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2016 01:41 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
"Yang bicara itu, coba tanya ada tidak surat kuasanya. Tanya sama dia (Hendra) dapat uang tidak. Kalau saya dapat uang dari Pak rohadi, kalau tidak dapat uang bukan pengacara namanya," ujar Tonin saat dihubungi, Rabu (13/7).
Tonin menuturkan, ia telah bertemu kembali dengan Rohadi usai adanya pernyataan yang menolak praperadilan tersebut. Ia berkata, proses gugatan prpaeradilan akan tetap dilanjutkan, meski pada sidang perdana KPK tidak hadir.
"Kalau Pak Rohadi bilang mencabut (gugatan praperadilan), coba lihat di PN Pusat, ada tidak dicabut?,” tegas dia.
Terkait dengan aset Rohadi yang disebut-sebut melimpah, ia kembali membenarkan hal tersebut. Menurut dia, aset yang dimiliki kliennya diperoleh dari hasil jerih payah selama bertahun-tahun.
Ia bercerita, Rohadi pernah memiliki pekerjaan sampingan sebagai penjual bakso dan compact disc. Selain itu, istri Rohadi juga disebut sebagai seorang wiraswasta. Dari situ, Rohadi memiliki banyak jaringan hingga akhirnya mengembangkan bisnis.
"Jadi, artinya siapa dia (Rohadi) sebetulnya kalau memang dia jahat, jahatnya yang mana? Jangan semua di obok-obok, kasihan orang," terang Tonin.
Sementara itu, khusus aset Rohadi berupa bangunan Rumah Sakit, Tonin berjanji akan menjelaskannya pekan depan. Maski demikian, ia menjelaskan, dalam bisnis rumah sakit, Rohadi menjalin kerjasama dengan beberapa pihak.
"Jadi, rumah sakit itu, dia (Rohadi) hanya dapat bagian berapa lah, hanya orang percaya sama dia, jadi dia kelola," imbuh dia.
"Praperadilan itu tanpa seizin dan persetujuan dari pak Rohadi. Yang artinya, pak Rohadi mengatakan dia menolak dengan tegas terkait wacana praperadilan itu," tutur Hendra usai bertemu dengan Rohadi di Gedung KPK, Selasa (12/7).
Hendra bilang, Rohadi berencana mencabut gugatan praperadilan tersebut. Tidak hanya itu, ia menyebut, Rohadi telah mengaku bersalah dalam kasus suap di PN Jakut dan tak mempermasalahkan atas penindakan hukum yang dilakukan oleh KPK.
KPK telah menetapkan empat orang tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta pada 15 Juni lalu. OTT diduga terkait suap untuk meringankan vonis hukuman terdakwa kasus pencabulan Saipul di PN Jakut.
Empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Rohadi, dua pengacara Saipul, Bertha Natalia dan Kasman Sangaji, serta kakak kandung Saipul, yaitu Samsul Hidayatullah.
Dalam OTT itu, penyidik KPK menyita barang bukti uang sebanyak Rp250 juta yang disimpan di dalam sebuah kantung plastik. Selanjutnya, KPK juga menemukan uang sebesar Rp700 juta dalam mobil Rohadi. Uang itu diduga merupakan bentuk suap kepada Rohadi agar hukuman Saipul menjadi lebih ringan.
(bir)
Pengacara Tonin Tachta Singarimbun mengklaim dirinya telah melakukan konsultasi dengan tersangka kasus dugaan suap untuk meringankan putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara Rohadi sehubungan dengan gugatan praperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tonin menyatakan, penyataan Rohadi menolak melayangkan gugatan praperadilan yang diwakili oleh pengacara Hendra Hendriansyah adalah hal yang tidak berdasar.
Menurut dia, Hendra tidak memiliki surat kuasa sebagai pengacara Rohadi. Selain itu, dia bilang, dirinya telah menerima uang pembayaran sebagai pengacara dari Rohadi. Oleh karena itu, ia merasa berhak untuk melakukan pembelaan hukum terhadap mantan Panitera Pengganti PN Jakut tersebut.
"Yang bicara itu, coba tanya ada tidak surat kuasanya. Tanya sama dia (Hendra) dapat uang tidak. Kalau saya dapat uang dari Pak rohadi, kalau tidak dapat uang bukan pengacara namanya," ujar Tonin saat dihubungi, Rabu (13/7).
Tonin menuturkan, ia telah bertemu kembali dengan Rohadi usai adanya pernyataan yang menolak praperadilan tersebut. Ia berkata, proses gugatan prpaeradilan akan tetap dilanjutkan, meski pada sidang perdana KPK tidak hadir.
"Kalau Pak Rohadi bilang mencabut (gugatan praperadilan), coba lihat di PN Pusat, ada tidak dicabut?,” tegas dia.
Terkait dengan aset Rohadi yang disebut-sebut melimpah, ia kembali membenarkan hal tersebut. Menurut dia, aset yang dimiliki kliennya diperoleh dari hasil jerih payah selama bertahun-tahun.
Ia bercerita, Rohadi pernah memiliki pekerjaan sampingan sebagai penjual bakso dan compact disc. Selain itu, istri Rohadi juga disebut sebagai seorang wiraswasta. Dari situ, Rohadi memiliki banyak jaringan hingga akhirnya mengembangkan bisnis.
"Jadi, artinya siapa dia (Rohadi) sebetulnya kalau memang dia jahat, jahatnya yang mana? Jangan semua di obok-obok, kasihan orang," terang Tonin.
Sementara itu, khusus aset Rohadi berupa bangunan Rumah Sakit, Tonin berjanji akan menjelaskannya pekan depan. Maski demikian, ia menjelaskan, dalam bisnis rumah sakit, Rohadi menjalin kerjasama dengan beberapa pihak.
"Jadi, rumah sakit itu, dia (Rohadi) hanya dapat bagian berapa lah, hanya orang percaya sama dia, jadi dia kelola," imbuh dia.
Sebelumnya, Hendra yang juga mengklaim sebagai pengacara Rohadi menyatakan gugatan prapaeradilan dilakukan sepihak oleh Tonin.
"Praperadilan itu tanpa seizin dan persetujuan dari pak Rohadi. Yang artinya, pak Rohadi mengatakan dia menolak dengan tegas terkait wacana praperadilan itu," tutur Hendra usai bertemu dengan Rohadi di Gedung KPK, Selasa (12/7).
Hendra bilang, Rohadi berencana mencabut gugatan praperadilan tersebut. Tidak hanya itu, ia menyebut, Rohadi telah mengaku bersalah dalam kasus suap di PN Jakut dan tak mempermasalahkan atas penindakan hukum yang dilakukan oleh KPK.
KPK telah menetapkan empat orang tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta pada 15 Juni lalu. OTT diduga terkait suap untuk meringankan vonis hukuman terdakwa kasus pencabulan Saipul di PN Jakut.
Empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Rohadi, dua pengacara Saipul, Bertha Natalia dan Kasman Sangaji, serta kakak kandung Saipul, yaitu Samsul Hidayatullah.
Dalam OTT itu, penyidik KPK menyita barang bukti uang sebanyak Rp250 juta yang disimpan di dalam sebuah kantung plastik. Selanjutnya, KPK juga menemukan uang sebesar Rp700 juta dalam mobil Rohadi. Uang itu diduga merupakan bentuk suap kepada Rohadi agar hukuman Saipul menjadi lebih ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK