Jakarta, CNN Indonesia -- Percobaan kudeta yang terjadi di Turki kemarin malam, Jumat (15/7), dianggap memiliki kesamaan dengan yang pernah terjadi pada 1960 dan 1980. Pengamat politik militer Turki Alfan Alfian menjelaskan, kesamaan antara tiga kudeta tersebut ada pada bagian kekuatan militer yang tidak 100 persen.
Menurut Alfan, hanya ada sebagian kecil pasukan militer yang mau melakukan kudeta tersebut. "Pola kudeta sekarang mirip dengan 1960 dan 1980, ada faksi di militer yang melakukan eksperimen kudeta," kata Alfan di Jakarta, Sabtu (16/7).
Alfan menjelaskan, pada 1960 para perwira menengah bergerak di jalanan Istanbul dan Ankara serta menduduki beberapa tempat yang dianggap strategis. Saat itu, masyarakat tak ada yang melakukan perlawanan seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Perdana Menteri Adnan Menderes dieksekusi dan 12 pejabat lainnya, termasuk Presiden Celal Bayar, divonis penjara seumur hidup. Sementara pada 1980, kejadian kudeta dianggap sebagai yang paling berdarah karena banyak warga yang ditembaki dan ditangkap oleh pasukan militer.
Dewan Keamanan Nasional Turki berhasil mengambil alih pemerintahan dan militer hampir berkuasa penuh di sana.
Menurut Alfan, pada dua kudeta tersebut militer ingin melihat apakah masyarakat mendukung tindakan mereka atau tidak. Bagi mereka yang tidak ikut maka nyawa menjadi taruhannya.
Namun untuk saat ini, selain supremasi militer tak lagi kuat, masyarakat Turki kompak menolak kudeta tersebut. Hal tersebut yang membedakan kudeta saat ini dengan dua kudeta sebelumnya sekaligus membuat usaha militer saat ini gagal.
"Bahkan sekarang partai oposisi tak mendukung kudeta tersebut," katanya.
Dalam catatan CNNindonesia.com, ada tiga percobaan kudeta lain yang pernah terjadi di Turki, yaitu pada 1971, 1997, dan 2007. Pada 1971, militer memperingatkan pemerintah karena tak mampu menyelesaikan perselisihan antara kelompok kiri dan nasionalis.
Hal tersebut mengakibatkan Perdana Menteri Suleyman Demirel mundur dari jabatannya. Kejadian sama terjadi pada 1997 saat Perdana Menteri Necmettin Erbakan mundur atas desakan militer dan kelompok bisnis karena dianggap membahayakan sistem sekuler yang dianut negara tersebut.
Sedangkan pada 2007, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan (sekarang Presiden Turki) menuding kelompok Ergenekon mempersiapkan kudeta terhadap dirinya.
Kementerian Kehakiman Turki mengatakan, 336 tentara yang terlibat dalam kudeta kali ini telah ditahan. Presiden Erdogan di Istanbul juga Sebelumnya mengatakan, pelaku kudeta adalah pengkhianat dan akan ditindak tegas.
Tentara yang menyerah termasuk mereka yang sebelumnya memblokir jembatan di atas selat Bosphorus, Istanbul. Tank-tank ditinggalkan, tentara jatuhkan senjata, dan mengangkat tangan ke atas. Massa terlihat memanjat tank-tank sambil mengibarkan bendera Turki.
Erdogan juga telah menyerukan perlawanan rakyat untuk menandingi kudeta. Akibatnya, ribuan orang tumpah ruah di Istanbul dan Ankara. Saat ini, Erdogan masih meminta para pendukungnya untuk tetap berada di jalan hingga situasi kembali normal.
(rdk)