Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Muhadjir Effendy menjadi sorotan setelah namanya disebut bakal Menteri Pendidikan Nasional, akan menggantikan Anies Baswedan. Muhadjir bukan sosok asing di dunia pendidikan, ia pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
Muhajir Effendy juga seorang dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM. Muhadjir mengemban jabatannya sebagai rektor UMM sejak tahun 2000 hingga awal 2016 lalu.
Selain dikenal sebagai akademisi, pria kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 ini juga dikenal sebagai seorang intelektual muslim yang aktif dalam kepengurusan salah satu organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra ke-6 dari sembilan bersaudara ini juga dikenal sebagai seorang kolumnis dan aktivis yang banyak menyoroti mulai dari masalah agama, pendidikan, hingga politik serta kemiliteran. Berbagai tulisan Muhadjir telah banyak dimuat pada kolom-kolom media massa, jurnal ilmiah, hingga buku. Kemampuan jurnalistik Muhadjir telah ia asah sejak mengemban sebagai seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Sosial di Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 1978.
Beberapa publikasi yang pernah Muhadjir tulis antara lain
Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan tahun 1989,
Bunga Rampai Pendidikan tahun 1992,
Masyarakat Equilibrium: Meniti Perubahan dalam Bingkai Keseimbangan tahun 2002,
Pedagogi Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Multidimensional tahun 2004,
Profesionalisme Militer: Profesionalisme TNI tahun 2008, dan
Jati Diri dan Profesi TNI: Studi Fenomenologi tahun 2009.
Muhadjir memperoleh gelar magisternya dalam bidang Administrasi Publik di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta pada tahun 1996 dan gelar Doktor dalam bidang Ilmu Sosial di Universitas Airlangga, Surabaya pada tahun 2008. Selain pendidikan formal, Muhadjir juga pernah mengikuti pendidikan singkat atau kursus di luar negeri, seperti di National Defense University, Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 1993 dan di Victoria University, Kanada pada tahun 1991.
Saat ini, Muhadjir juga aktif dalam kepengurusan beberapa lembaga seperti Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS), Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Jawa Timur, dan Wakil Ketua Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS).
Muhadjir juga tercatat sebagai anggota Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jawa Timur dan anggota Dewan Peneliti Daerah Jawa Timur. Ia juga dipercaya sebagai pembina sekaligus penasihat pada beberapa lembaga seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Perhimpunan Wartawan Indonesia (PWI), Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), dan masih banyak lagi.
(asa)