Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Provinsi Lampung kian mengkhawatirkan. Yang terbaru dialami oleh seorang gadis di bawah umur yang diduga menjadi korban penganiayaan dan pelecehan seksual.
Gadis itu ditemukan warga di pinggiran trotoar depan pusat grosir pakaian Mangga Dua Kelurahan Sukaraja Kecamatan Telukbetung Selatan, Selasa (2/8).
Saat ditemukan, kondisi gadis itu sangat memprihatinkan, mengalami luka di bagian bibir dan wajah. Bagian kemaluannya serta bagian tubuhnya dipenuhi luka lebam. Rambutnya tampak bekas dipotong secara paksa. Warga langsung membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek Bandarlampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Senin (8/8), pihak RSUDAM belum dapat mengetahui identitas pasien tersebut. Kondisinya masih belum bisa makan dan minum karena bagian bibirnya masih luka. Pihak RS memperkirakan gadis itu berusia 12 tahun.
Di Lampung, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan belakangan memang terus meningkat.
Di lansir dari
Antara, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)-Lamban Indoman Putri Provinsi Lampung mencatat sedikitnya ada 85 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak per Mei lalu.
Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung, Heni Astuti mengungkapkan pada tahun lalu terdapat 95 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Lampung.
Sementara Lembaga Advokasi Anak (LAdA) dan Lembaga Advokasi Perempuan Damar mencatat sebanyak 21 kasus kejahatan seksual terhadap anak terjadi dalam kurun waktu lima bulan pertama 2016.
Dari 21 kasus itu, sebanyak 49 anak menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia. Artinya, sembilan sampai 10 anak di Lampung menjadi korban kekerasan seksual setiap bulan.
Direktur Eksekutif LAdA Lampung Turaihan Aldi mengakui kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak di Lampung semakin mengkhawatirkan.
Menurutnya, selain dalam lingkungan keluarga, di sekolah pun anak-anak bisa menjadi korban kekerasan, seperti kekerasan seksual terhadap siswi TK di Kota Metro diduga melibatkan penjaga sekolah.
"Sepertinya tidak ada lagi tempat yang aman bagi anak untuk tumbuh kembang, mengingat di tempat tinggalnya sendiri, anak bisa menjadi korban orang tua maupun keluarga dekatnya," kata Turaihan.
Dari temuan dan laporan-laporan yang muncul, kasus kejahatan terhadap anak dan perempuan di Lampung didominasi kekerasan fisik, penelantaran, kekerasan seksual hingga kekerasan mental.
(wis)