Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok masih berpeluang besar mendapat dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 mendatang.
Menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, sikap PDI yang tidak terburu-buru mengumumkan nama calon yang akan diusungnya, serta sikap Ahok yang tidak juga menyampaikan nama yang akan mendampinginya sebagai calon gubernur, merupakan bukti kuat keduanya masih melakukan perundingan.
"Sekarang PDIP maupun Ahok itu sedang mengulur waktu, lagipula dari semua calon yang ada cuma Ahok yang paling potensial diusung PDIP. Dia (PDIP) juga enggak mau rugi kalau usung Risma," Kata Salang di Sekretariat Para Syndicate, Jalan Wijaya Timur III, Jakarta Selatan, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, PDIP sejak semula memang paling berpotensi mengusung Ahok sebagai calon Gubernur dengan Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur.
Pasangan itu adalah pasangan paling potensial sekaligus paling menguntungkan bagi PDI Perjuangan. Sebaliknya, Salang mengatakan jika PDIP tetap mengusung Risma sebagai calon gubernur DKI, ada celah kerugian yang akan didapat PDIP dalam Pilkada DKI tersebut.
"Dari semua calon, Risma memang yang paling kuat untuk lawan Ahok, tapi PDIP berarti punya option buruk dong, kalau Risma terpilih, oke dia jadi gubernur, tapi kalau tidak ya lepas, Surabaya lepas, DKI kalah, rugi dong," katanya.
Atas pertimbangan itu, menurut Salang, menjadikan Djarot sebagai calon wakil gubernur mendampingi Ahok merupakan pilihan teraman bagi PDIP.
"Ini tinggal begini saja, Ahoknya mau apa enggak ketemu Djarot lagi, yakinlah PDIP enggak mau rugi juga kalau usung Risma," kata Salang.
Terkait dengan banyaknya kader PDIP yang tidak mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017, Salang menilai itu hal yang wajar.
"Nanti juga mereka bakal puji dia (Ahok) kalau Megawati sudah buka suara, omongan Megawati di PDIP itu mutlak dan semua kadernya nurut sama dia," Salang menuturkan.
(wis/wis)