Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyebut Ivan Armadi, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara, diduga mendapatkan iming-iming uang sebesar Rp10 juta dari orang yang memerintahnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan, pertemuan antara dua orang itu terjadi 25 Agustus lalu. Dugaan ini berdasarkan pengakuan Ivan kepada kepolisian.
"Kalau mau uang, harus melakukan sesuai dengan yang disebutkan yang bersangkutan," kata Agus di Jakarta, Senin (29/8).
Agus menuturkan, pada 26 Agustus, Ivan membeli bahan untuk merakit peledak. Ivan memasukkan bahan itu memasukkan ke dalam pipa alumunium. Ujung pipa itu ditutup lalu disambung dengan baterai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keesokan harinya, Ivan mencoba merangkai barang-barang tersebut di rumahnya. Agus berkata, Ivan terinspirasi informasi dari pemberitaan di televisi.
"Terinspirasi dari menonton TV dan siaran media, saat terjadi penyerangan di kafe Perancis," ujarnya. Serangan yang dimaksud adalah serangan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS, 2015 lalu.
Saat mencoba rangkaian peledak itu, sempat terjadi ledakan. "Tapi ledakannya seperti ban pecah. Sempat diketahui kakak IA di tempat kos," kata Agus.
Setelah mencoba rakitannya itu, kemudian Ivan melaksanakan aksi penyerangan, Minggu kemarin. Kala itu bom tidak meledak sempurna. Namun, Ivan sempat melukai pendeta di gereja menggunakan senjata tajam.
"Kami sudah memeriksa pendeta yang mengalami luka karena diserang. Kami periksa pelaku, juga periksa beberapa saksi lainnya, baik jemaat yang ibadah, dan juga minta keterangan keluarga tersangka," kata Agus.
Kini kepolisian masih mencari sejumlah bahan yang diberikan otak aksi teror kepada ivan.
"Sekantong bubuk, sampai saat ini masih kami lakukan pemeriksaan secara intensif. Kami perkiraan itu
black powder," kata Agus.
Kepolisian juga masih memburu orang yang memerintahkan Ivan menyerang gereja tersebut.
"Orang ini yang kami cari. Bisa ada, bisa tidak. Sementara ini fokus kami ke yang bersangkutan," kata Agus.
Ivan, kata Agus, mengatakan serangan hanya ditujukan ke gereja, bukan pada orang tertentu. Meski banyak spekulasi menyebut aksi ini serangan bom bunuh diri, polisi belum bisa memastikan.
"Info yang ada, (latar belakangnya) terkait dengan iming-iming dana. 'Kalau kamu mau, kamu lakukan ini'," kata Agus menirukan pengakuan Ivan. "Uangnya belum diterima, tapi pelaku sudah terkena masalah itu."
(abm)